Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Headline NewsHukrim

MAPAN & GPPM GIBAS Minta Polres Tutup NUC

7
×

MAPAN & GPPM GIBAS Minta Polres Tutup NUC

Sebarkan artikel ini

Bekasi, PostKeadilan – Kejadian ‘pengeroyokan yang menimpa wartawan, Simare panggilan akrab K.I Simaremare ketika meliput di New Unggul Club (NUC) Jalan Inspeksi Kali Malang Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten, Minggu (31/12/2017) subuh, MAPAN(Masyarakat Perduli Anti Narkoba) bersama GPPM (Gabungan Pemuda Pelajar Mahasiswa) minta Polresta Kabupaten Bekasi tutup NUC (New Unggul Club).

Pasalnya, hingga kini kasus yang menimpa sang jurnalis belum juga mendapat penegakan hukum yang adil. “Bagaimana bisa pasca kejadian pengeroyokan wartawan di NUC, namun NUC tetap buka. Artinya ada kejadian kekerasan, tindakan melawan hukum di NUC yang diduga kuat ikut serta dilakukan oleh oknum pengamanan NUC mengeroyok wartawan, namun NUC hingga kini tetap bertengger (Red: buka seperti biasa),” sebut Ketua Umum MAPAN, PSF Parulian H kepada awak media ini, Rabu (24/1/2018).

“Apa memang Polisi di negara kita ini melindungi tempat-tempat hiburan malam yang jelas-jelas melanggar aturan Pemerintah.? Seperti di Kabupaten Bekasi, jelas ada Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Larangan Tempat Hiburan Malam (THM), tapi NUC, tempat ‘dugem tetap buka. Kalau tempat dugem itu kan identik dengan tempat-tempat orang bebas pakai narkoba, bukan hanya NUC, Lute itu juga. Sudah ada larangan, malah menggila buka tempat dugem. Dimana wibawa para aparat penegak hukum kita lihat kalau hal seperti ini terus dibiarkan?,” tanya dia.

Lanjut koordinator GPPM itu meminta agar Polresta Kab Bekasi yang dipimpin Kombes Candra Sukma Kumara lakukan tindakan tegas menutup NUC dan Lute. “Demikian juga kepada Satpol PP Kabupaten Bekasi, sebagai penegak Perda jangan diam saja. Atau jangan-jangan sudah dapat ‘setoran itu semua. Ada larangan, tapi aparat penegak hukum ‘tenang-tenang’ saja,” tukasnya.

“Mereka (oknum penegak hukum) itu digaji Negara, dari uang rakyat loh. Ini namanya pembiaran terhadap perilaku kejahatan. Gawat Negara ini kalau begitu,” imbuh dia.

“Kalau aparat setempat tidak mampu, kita laporkan ke MABES POLRI. Ke BNN (Badan Narkotika Nasional). Biar di ‘berangus’ itu semua,” pungkas Rully, sapaan akrab Parulian.

Senada itu, Ketua Presidum FPII (Forum Pers Independent Indonesia), Kasihhati beri respon keras terhadap progress penanganan kasus yang dialami Simare.

“Saya akan tetap bersama bang. Saya tidak perduli mau dia orang dewan atau Jin Iprit keg, tidak ada kata mundur bagi saya. Saya tidak hidup pemburu uang, jadi sudah biasa hidup susah,” whatsapp (Wa) Kasihhati, Rabu (24/1/2018) sore ketika mengetahui bahwa NUC tetap buka, namun pelaku terduga belum ditahan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Minggu (31/12/2017) subuh sekitar pukul 1.00 WIB, ketika mau masuk Simare diminta membayar tiket masuk oleh pengaman pintu masuk. Padahal setiap kunjungan sebelumnya, Simare tak pernah dimintai begitu. Selang semenit, hadir Ali mempertegas agar bayar. Namun ketika masuk begitu saja teman yang dikenal Simare, Bayu dan Noin alias Ginting, dimana Simare langsung diajak ikut masuk, Ali terdiam ketika itu.

Pasca perdebatan pintu masuk, ada seseorang diduga oknum pengaman NUC mengikuti dan memfoto Simare dari belakang dan samping. Naluri seorang jurnalis pun dilakukan Simare dengan memfoto kembali orang tersebut dan dilanjutkan dengan memfoto kejadian yang ada didalam. Entah bagaimana, diduga pihak pengaman NUC berseragam hitam-hitam dan sejumlah pria bertubuh kekar mendorong, memukul dan mencoba merampas HP milik Simare yang digunakan untuk memfoto.

Sontak Ginting dan Bayu melerai, namun naas, mereka juga turut diusir keluar. Tak cukup begitu, sekitar pukul 1.30 WIB dilapang parkir NUC, Bayu dihajar habis. Tak kuasa melihat demikian, Simare coba melerai pun turut menjadi bulan-bulanan hingga terkapar tiada daya.

Sebelum terkapar, Simare melihat dugaan oknum Polisi dan atau TNI berpakaian preman mengancam dengan senjata pistol yang diselipkan di pinggang. ”saya tembak kamu ya”, ujar Simare menirukan ucapan oknum itu saat terjadi pengeroyokan tersebut.

Sekuat tenaga Simare bangkit, dan langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Tambun dengan LP nomor : B/1483-tb/STPL-1/XII/2017/Polsek Tambun. Sampai berita untuk sekian kalinya dilansir, pihak NUC belum ada yang mau memberi klarifikasi. Bersambung………………………………………………Tim

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.