TOBA POSTKEADILAN Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Toba, Drs. Whenlis Purba M.Si bersama sejumlah stafnya secara khusus mendatangi Bupati Toba, Poltak Sitorus ke Kantor Bupati Toba, untuk melakukan sensus pertanian kepada Bupati Toba, pada Rabu pagi (12/6/2023).
Pada sensus tersebut, Whenlis Purba menjelaskan bahwa pihaknya wajib melakukan sensus pertanian kepada masyarakat, untuk mendapatkan data struktur pertanian di Indonesia khususnya di Kabupaten Toba.
Adapun responden pada sensus pertanian tahun ini terbagi menjadi tiga, diantaranya pertanian rumah tangga, pertanian berbadan hukum dan pertanian lainnya. Namun untuk mendapat struktur pertanian yang akurat, sensus difokuskan untuk melakukan pendataan terhadap petani holtikultura, petani tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan jasa pertanian.
Ia menambahkan, sensus pertanian ini telah dimulai sejak 1 Juni lalu hingga 31 Juli mendatang. Saat ini, data sensus pertanian telah mencapai hingga 70 persen. Nantinya hasil sensus ini akan menjadi data awal untuk perencanaan pembangunan oleh pemerintah di sektor pertanian.
“Inikan sekali 10 tahun, jadi setelah sensus 2013 yang lalu, maka kita lakukan lagi sensus tahun ini. Jadi dari sensus ini nanti, pemerintah sudah mendapat pondasi dasar untuk membangun pertanian 10 tahun ke depan,” ujar Whenlis Purba.
Sementara Bupati Toba, Poltak Sitorus setelah disensus oleh petugas dari BPS menyampaikan bahwa sensus ini juga harus didukung oleh pemerintah. Dirinya mengimbau seluruh kepala desa dan seluruh perangkat daerah agar menyampaikan informasi ini kepada seluruh masyarakat.
“Jadi kepada seluruh kepala desa dan semua kepala dinas agar disampaikan kepada masyarakat, supaya menerima petugas sensus dengan baik, dan memberitahukan semua data pertanian dengan sebenar-benarnya,” ujar Poltak Sitorus.
Bupati Poltak Sitorus mengatakan, jika masyarakat tidak jujur memberikan informasi terkait luasan lahan yang dikelola serta hasil yang didapat, hal tersebut dapat memengaruhi rancangan pembangunan pemerintah di sektor pertanian.
“Ya harus jujur, sampaikan sedetail-detailnya. Berapa luas lahannya, apa yang ditanam, apa jenis pupuk yang dipakai dan berasal darimana serta harganya berapa, kemudian hasilnya berapa. Semua harus dijawab dengan benar dan jujur,” ujar Poltak Sitorus.
Selain mengimbau masyarakat agar menerima petugas sensus dengan baik serta menjawab pertanyaan petugas dengan jujur, Poltak Sitorus juga menyarankan akan sensus pertanian itu dibuat dengan sangat detail, termasuk mendata jenis bibit yang digunakan.
“Ya kita tadi diskusi soal apa-apa saja yang disensus. Jadi kalau bisa sensus itu harus dilakukan sampai ke jenis bibit. Agar kita lebih mudah mengetahui jenis bibit yang cocok di daerah kita ini. Soalnya kan selama ini petani hanya coba-coba,” sebutnya mengakhiri.