JP dan BS mengakui jika malam Minggu (13/4/2024) mereka menasehati korban karena sudah pukul 11 malam, korban masih ngegas keras mobilnya hingga mertuanya keluar.
“Kami terpaksa menasehati si korban karena Dolar sudah mabuk dan sering mabuk tuak. Jika dia mabuk, dia sering menimbulkan keributan dan tak menghargai mertuanya dan Huta ni Hulahulana (kampung mertua). Padahal mertuanya sudah sakit dan cuci darah,” terang JP dan diakui BS kepada awak media Selasa, (16/4/2024) di Pintubatu.
“Kami tidak melakukan penganiayaan seperti kabar yang beredar dimasyarakat, bahkan dia mengambil sesuatu dari mobilnya dan terjatuh ketika hendak keluar. Kami tak menolong dia karena dia rese,” terang BS melanjutkan.
Atas kejadian ini, pihak keluarga belum bisa menerima kematian Dolar karena minum racun karena terdapat lebam dibeberapa bagian tubuh. Keluarga korban Hutajulu masih menunggu hasil otopsi dan penyidikan Polres Toba.
Direktur RSUD Porsea, mengatakan jika saat korban dibawa ke RSUD Porsea, mereka langsung melakukan tindakan medis. Namun apa daya, korban akhirnya meninggal dunia dan jenazah dibawa ke Laguboti yang merupakan asal korban. Pihak keluarga mendapati tubuh korban terdapat lebam dan akhirnya melaporkan ke Polres Toba.
“Ya kami langsung melakukan tindakan medis kepada korban,” terang dr. Tomy Siahaan direktur RSUD Porsea Kamis, (18/4/2024).