Selain itu, tambahnya, mereka juga mendampingi mahasiswa selama mengunjungi pusat-pusat penelitian dan pelatihan, selama berada periode waktu yang diberikan. Hal ini perlu dilakukan untuk membuat mahasiswa tidak salah dalam memahami terjadinya kebakaran dan upaya pengendaliannya, mengingat Perancis memiliki 4 musim sementara Indonesia hanya 2 musim.
“Beberapa faktor yang menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran di Perancis adalah tidak hanya manusia tetapi bisa saja bersumber dari alam seperti petir. Sementara di Indonesia, 99,9 persen penyebabnya adalah manusia,” tuturnya.
Ia menambahkan, kebakaran lahan gambut di Indonesia menjadi perhatian banyak pihak karena emisi gas rumah kaca yang dihasilkan serta sulitnya pemadaman dilakukan. Sementara kebakaran hutan di Perancis tidak banyak mendapatkan perhatian.
“Program khusus Magister Internasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan ini akan terus berjalan. Pesertanya diharapkan akan berkembang dari negara-negara yang mempunyai masalah tentang kebakaran hutan dan lahan,” jelas Direktur Eksekutif Regional Fire Management Resource Center-Southeast Asia ini.
Program ini merupakan bagian dari kerjasama IPB University dengan Kedutaan Besar Perancis di Jakarta di bawah koordinasi Mr Jean Michel Dumaz, The Civil Protection Regional Expert yang bermarkas di Kedubes Perancis di Singapura. Kerjasama ini berjudul Rain Forest and Peatland Fires Center of Excellent yang dilaksanakan sejak tanggal 29 Juni 2022. Kerjasama akan berlangsung hingga 2026. (IPB/Zul/Bns)