Uraian kejadian pada hari Rabu tanggal 14 Juni 2023 sekitar pukul 10.30 WIB istri korban (red. Nomensen) bernama Elsa Fanilinta membangunkan korban dan memberitahu bahwa ada suara meledak dan kobaran api di jendela samping rumah. Kemudian korban keluar dari kamar dan melihat ada kobaran api di dekat jendela.
Korban mendapat laporan dari saksi (Jeplin) bahwa pelaku sekitar 5 (lima) orang melarikan diri ke arah kebun ubi dibelakang rumah korban.
Dikonfirmasi kepada Nomensen, kenapa mengadu pada bulan November? Ia menjawab karena tidak mengetahui siapa pelaku.
“Karena baru kejadian juga di tempat pak Kades. Kami kira pelakunya pasti sama. Untuk apa lah saya laporkan, pikir ku ketika itu,” kata Nomensen di ujung telepon selulernya, Rabu (3/1/2024) siang.
Lanjut dia, pada tanggal 15 Oktober sekitar pukul 21:00 WIB, Rinton Tanjung (adik ipar Kepala Desa Sampe Cita) menemuinya .
“Rinton mengakui semua perbuatannya. Yaitu melakukan penyerangan dan pelemparan bom molotov ke rumah saya. Sewaktu ketemu, Rinton minta maaf. Ceritanya, dia (Rinton) membawa 4 orang temannya yaitu:
Julkifli Simbolon, Budi Bukit, Modal Sitepu dan
Dewan tarigan,” beber Ketua IPK ini.
Mendengar pengakuan Rinton, Nomensen kaget. Ia merasa ada kesalahpahaman maka ia temui Kades Muhtar untuk meluruskan cerita dan meminta pertanggungjawaban Muhtar.