Pengembangan Situs Bumiayu, Kabupaten Brebes, lanjutnya, amat penting karena sebagai ikon wisata sejarah dan pendidikan masyarakat. Sebagaimama Situs Semedo di Kabupaten Tegal dan Situs Sangiran Jawa Tengah.
Sampai saat ini, sudah dilakukan penelitian awal pada 1.030 bagian organisme tersebut. Hasilnya dapat dilakukan rekonstruksi pada binatang darat, sungai dan lingkungan transisi atau laut dangkal. Narjo berharap, usulan geopark Brebes dapat diterima dan direalisasikan.
Dosen Teknik Geologi UGM Dr Eng Ir Didit Hadi Barianto ST MSi IPM menjelaskan, penemuan-penemuan fragmen Homo Erectus di Situs Bumiayu telah diteliti pertama di laboratorium Bioanthropologi dan Paleoanthropologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM. Penemuan ini tełah dipublikasikan di jurnal sangiran nomor 8 tahun 2019. Penemuan tersebut juga mengundang peneliti lain seperti Prof Dr Harry Widianto dan Prof Dr Truman Simanjuntak untuk langsung meneliti di Situs Bumiayu. Hasil dari penelitian ini dibukukan dengan judul “poros bumiayu-prupuk-semedo migrasi fauna dan manusia tertua di pulau jawa”.
Dengan penemuan ini akan mengaitkan hubungan situs-situs manusia purba sebelum atau sesudah Situs Sangiran. Hal ini menjadi pengkayaan riset mengenai Homo Erectus di Jawa Barat sampai Jawa Timur. Dan menstimulir penelitian berikutnya mengenai daerah-daerah sekitar yang dilalui oleh manusia purba Landbridge. Bahkan temuan ini sangat berharga untuk mengetahui hubungan Homo Erectus di Indonesia dengan temuan Homo Erectus di luar negeri.