Kendati demikian, Kang Emil menyesalkan pernyataan yang telah dilakukan oleh Arteria Dahlan, karena telah melukai sebagian besar warga Sunda di seluruh Indonesia.
Terkait bahasa daerah, Kang Emil menyebutkan merupakan kekayaan nusantara yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan patut di jaga juga dilestarikan oleh generasi – generasi muda di negri kita tercinta ini,” tuturnya.
Dalam beberapa agenda kunjungan kerjanya ke berbagai Provinsi di Indonesia, Kang Emil sering melafalkan bahasa daerah di sela – sela sambutannya, hal itu dilakukan guna melestarikan bahasa daerah agar tetap ada hingga anak cucu kita di masa depan.
Saya sudah cek ke mana-mana, media bisa buktikan saya kira tidak ada di rapat yang sifatnya formal dari A sampai Z memakai bahasa Sunda, yang ada itu ucapan selamat pembuka pidato atau penutup pidato atau di tengah-tengah ada celetukan celetukan yang saya kira wajar-wajar saja, kan begitu,” ujarnya.
Makanya harus ditanya, mana buktinya yang membuat tidak nyaman, bayangan saya kelihatan tidak seperti yang disampaikan persepsinya seperti itu, seperti di sini kan saya akhiri dengan ’Matur Suksma’_ saya ke Aceh saya ucapkan dengan_’Teurimong Geunaseh’_ kan begitu, saya ke Jogja kemarin bilang ’Matur Nuwun’ Pak Sultan dan sebagainya, itu kan malah keren,” ujar Kang Emil.
Ia berharap kejadian seperti ini tidak menimbulkan perbedaan sebagai perdebatan, melainkan daripada itu, melihatnya dari sisi keberagaman dan ke bhinekaan sebagai kekayaan bahasa daerah di Indonesia.
Kita ini terbagi dua dalam melihat perbedaan, ada yang melihat perbedaan itu sebagai kekayaan, sebagai rahmat yang indah dari yang maha kuasa, saya berharap mayoritas kita melihat perbedaan seperti itu, ada yang melihat perbedaan sebagai sumber kebencian, itu yang harus kita lawan,” tandas Kang Emil.