Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Headline NewsHukrim

Kasus Pengeroyokan Wartawan Di NUC, Kepolisian Kantongi Identitas Para Pelaku

8
×

Kasus Pengeroyokan Wartawan Di NUC, Kepolisian Kantongi Identitas Para Pelaku

Sebarkan artikel ini

Bekasi, PostKeadilan – Usai pemeriksaan tiga (3) orang saksi pelapor terkait kejadian penganiayaan dan pengeroyokan yang dialami Pimpinan Redaksi (Pemred) PostKeadilan, Simare panggilan akrab K.I. Simaremare di House Music (HM) New Unggul Club (NUC) di Jalan Inspeksi Kali Malang Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten, Minggu (31/12/2017), Polisi sudah ‘mengantongi identitas para pelaku.

Laporan tentang dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 itu, Tim 1 Unit Reskrim Polsek Tambun terus lakukan penyidikan.

Example 300x600

“Dari hasil pemeriksaan saksi, penyidik mengarah ke pelaku yang melempar rokok ke saya. Mereka (Polisi) tengah mencari tau keberadaan orang itu,” ujar Simare didampingi kuasa hukumnya, Martinus Hasibuan SH MH usai mengantar saksi ke 3 atas kejadian tersebut di Tambun, Kamis (11/1/2018) malam.

Namun sebelum meninggalkan ruangan (ruang pemeriksaaan Tim 1 Unit Reskrim Polsek Tambun), lanjut Simare berharap, Polisi periksa pihak keamanan NUC dan pria yang lakukan pemotretan.

“Mengapa saya lakukan pemotretan (Di dalam HM NUC), saya dikeroyok dan dikeluarkan sementara orang (pria yang lakukan pemotretan di dalam HM NUC) itu tidak?,” ucap Simare ulangi pernyataan ketidakadilan terhadap dirinya di hadapan 3 orang Polisi penyidik Tim 1 yang berada di ruang Tim 1 Unit Reskrim Polsek Tambun, Kamis (11/1/2018) malam.

Kemudian dari pada itu, Simare meyakinkan bahwa ada pihak keamanan NUC turut serta mengkeroyok dirinya. “Yang pegang strom itu, ya jelas pakaian seragam keamanan NUC. Dia (oknum keamanan NUC yang gunakan alat strom) jelas menstrom saya,” tegas mantan aktivis Reformasi ’98 ini.

Senada Simare, Martinus Hasibuan ingatkan bahwa berita kasus pengroyokan terhadap Pemred Simare sudah kemana-mana.

“Saya berharap teman-teman Polsek Tambun propesional dalam menindaklanjuti kasus ini. Dudukkan dulu permasalahan sesuai koridor hukumnya. Jangan coba-coba menutupi para pelaku. Kalau mereka (Polsek Tambun) tidak propesional dalam penanganan kasus ini, kami pastikan aduan ke wasidik (Pengawasan dan Penyidikan),” tukas Martinus.

Sedemikian dikatakan Martinus, ketika saksi ke 3, wanita inisial SM (21) cerita bahwa dirinya ditanyai hingga ranah pribadi. “Saya ditanyai, apa saya sudah punya pacar. Terus saya ditanya apa saya dipaksa jadi saksi. Ya saya jawab tidaklah. Orang saya memang lihat sendiri bang Mare dikeroyok. Kemanannya ikut keroyok dia (Simare). Malah saya diancam dan dikejar-kejar keamanaan tau saya video in. Ya saya lari,” beber SM usai BAP Kamis (11/1/2018) malam.

Menurut Martinus, hal ranah pribadi saksi tidak selayaknya dipertanyakan penyidik karena itu dapat mempengaruhi kesaksian.

Masih kata Martinus, mendapat informasi ada CCTV di NUC itu. “Terus foto-foto para pelaku yang difoto Simare saat kejadian ada dan video rekaman juga sudah diberi ke Polisi. Jadi Polisi diharap periksa semua tanpa terkecuali,” cetus Pengacara NCW (Nasional Corruption Watch) ini.

Martinus akui akan mengikuti dan mengawal perkembangan kasus pengeroyokan yang dialami Simare. “Santer terdengar dikalangan wartawan LSM di Bekasi, bahwa NUC ini selalu lolos dari rajia yang pernah ada. Apa penegak hukum disini takut sama pemiliknya (Sabaranto Sitorus).? Kasus yang menimpa Simare, saya akan kawal sampai tuntas,” pungkas Martinus.

Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua Umum NCW (Nasional Corruption Watch), Drs. Syaiful Nazar, Ketua Umum AMPHIBI (Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia) Agus Salim Tanjung, So,si, Ketua Umum MAPAN (Masyarakat Perduli Anti Narkoba), PSF Parulian H, Ketua Presidum FPII (Forum Pers Independent Indonesia), Kasihhati, Ketua Harian NCW, Alex Pang, ormas GIBAS (Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi) Kab. Bekasi dan sejumlah LSM serta wartawan prihatin atas kejadian yang menimpa Simare.

Bahkan melalui wa (Whatsapp), Kabag Penum Humas POLRI, Kombes Martinus Sitompul pun sampaikan kepedulian. ‘Terima kasih infonya Pak. Silahkan dilaporkan ke kepolisian terdekat’ balas Martinus Sitompul ke wa HP Simare, Senin (1/1/2018).

Demikian Ketua Presidium FPII, Kasihhati yang dikenal pejuang pembela wartawan sebut dukungannya. “Karena saya belum bisa hadir, saya dorong melalui pemberitaan dulu,” sms dia Minggu (31/12/2017) lalu. Hal ini terbukti karena Minggu (31/12/2017) sore, berita kejadian diatas dapat dibaca di sejumlah Media Online.

Diantaranya, sinarrayanews.com: Nasib Wartawan” Mau Liputan, Malah Dikeroyok, koranlibasnews.com: LAGI DAN LAGI, WARTAWAN MENJADI KORBAN KEKERASAN, mediapurnapolri.net: Nasib Wartawan” Mau Liputan,Malah Di Keroyok!!, beritacakrawala: ‘Nasib Wartawan” Mau Liputan, Malah Dikeroyok!! dan 86news.co: Kekerasan Terhadap Wartawan Kembali Terjadi Di Kabupaten Bekasi, serta beberapa media lainnya.

Hal Ketum NCW, Syaiful Nazar dalam pertemuan mengatakan sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan para pelaku. “Selaku pengaman seharusnya mereka (pelaku yang diduga oknum pengaman HM NUC) mengamankan, bukan berlaku arogan seperti itu. Apa lagi pake-peke ‘setrum’ segala,” tanggap Syaiful.

Menanggapi pemilik HM NUC, Sabaranto Sitorus yang disinyalir gunakan ‘backup dari sejumlah oknum TNI dan oknum Kepolisian untuk memperlancar usaha Tempat Hiburan Malam (THM) nya, raut wajah Syaiful berubah marah. “Ngapain mereka (oknum TNI atau oknum Polisi yang diduga ikut membackup keamanan NUC) ada disitu.? Tugas mereka mengamankan masyarakat, melindungi rakyat. Mereka digaji rakyat, bukan untuk melindungi pengusaha-pengusaha kafe. Kalau ada yang terlibat, kita ajukan kepada pimpinan TNI dan POLRI, biar diproses segera. Itu jelas saya katakan. Kita lihat saja,” tukas Syaiful.

Bagaimana tidak, sudah ada Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Larangan Tempat Hiburan Malam (THM), namun Sabaranto sebagai mantan dewan tidak mengindahkannya. Malah semakin ‘menggila merubah Pub Unggul miliknya menjadi House music NUC. Orang awam sekalipun menilai keberanian Sabaranto demikian karena ada ‘backing.

Tak ketinggalan, Ketum MAPAN Parulian turut ambil andil beri tanggapan. “Jangan-jangan memang benar ada transaksi narkoba di NUC. Mengapa pihak keamanan begitu marah sama teman kita Simare.? Jangan mentang-mentang ada backing, NUC itu suka-suka,” analisa Parulian.

“Kami dari MAPAN akan telusuri kebenaran info. Dan kami akan minta BNN (Badan Narkotika Nasional) sebagai mitra, agar lakukan rajia di setiap tempat hiburan malam Bekasi,” janji Parulian. Bersambung……………(TIM)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.