Kades Leuwinutug tidak mengambil pembelajaran dari tahun sebelumnya, yang mana ia harus mengeluarkan uang ratusan juta rupiah agar tidak di proses terkait laporan pengerjaan Samisade tahun 2023 yang amburadul alias asal-asalan. Kini di tahun 2024 kembali ia melakukan hal yang sama di pengerjaan infrastruktur jalan desa yang bersumber dari Dana Desa.
Parahnya lagi, saat ini Kades Leuwinutug menjabat sebagai Ketua Apdesii atau Paguyuban kades-kades kecamatan citeureup. Pertanyaan nya, apakah ia mampu untuk memimpin dan memberikan contoh ke desa-desa yang ada di kecamatan citeureup? Sedangkan dia saja tak mampu mencontohkan figur pemimpin yang baik di desa yang dia pimpin.
Jarang masuk kantor sama saja dengan korupsi waktu, ditambah lagi begitu sulitnya untuk bertemu dengannya, seakan-akan ia sudah selevel Bupati saja. Bahkan ada salah satu Rt nya sendiri yang mengatakan, “saya saja sebagai ketua rt susah bener mau bertemu sama pak kades pak, bahkan saya pernah nyamperin ke kantor desa untuk bertemu tetapi saya dihalangi sama stafnya pak kades, katanya pak kades lagi sibuk, coba bayangkan pak, bagaimana dengan warga biasa, pokoknya selama saya jadi RT ketemu baru 3x itupun hanya salaman saja belum pernah ngobrol kayak kita gini”. Terang salah satu Rt yang enggan disebut namanya.
Bukan itu saja ketika wartawan dan LSM hendak minta waktu sekedar konfirmasi mengenai pekerjaan dana desa, langsung pergi dan titip salam. Bahwa beliau akan bertemu dengan ketua DPRD R. S. Dan langsung meninggalkan wartawan dan LSM yang menunggu lebih dari 1 jam. ( Nurbaeti )