Brebes Post Keadilan – Bantuan untuk para korban rob atau air pasang laut di pesisir Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yaitu warga Desa Randusanga Kulon dan Randusanga Wetan, berupa sembako mulai disalurkan Pemkab Brebes dan dinas terkait. Rabu malam (3/6/2020).
Tampak Forkopimda Kabupaten Brebes yang antara lain Bupati Hj. Idza Priyanti, Dandim 0713 Letkol Infantri Faisal Amri, dan Kapolres AKBP Gatot Yulianto, menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga terdampak.
Mereka didampingi para Kepala SKPD, Muspika Brebes, dan juga Kades Randusanga Kulon H. Arfan Setiyono, SE.
Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, SE, MH, menyatakan bahwa dengan adanya rencana kawasan industri di Brebes, maka kawasan pesisir akan segera dibangun tanggul penahan rob dengan tujuan agar kedepan tidak akan terjadi banjir rob lagi.
Tanggul akan segera dibangun sesuai Perda nomor 13 mengenai Kawasan Industri (KI) dan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang tertulis pada Perpres Nomor 79 tahun 2019, tentang percepatan pembangunan ekonomi kawasan Kendal-Semarang-Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung, dan Kawasan Brebes-Tegal-Pemalang.
Untuk salah satu prioritas pembangunan di kawasan Brebes adalah tanggul penahan rob yang sangat dibutuhkan warga untuk mengamankan tambak dan pemukiman.
“Kita berharap masyarakat untuk bersabar dan berdoa bencana banjir rob ini segera surut,” ungkapnya.
Tak bosan-bosannya, Dandim mengharapkan agar masyarakat memakai masker jika keluar rumah dan menerapkan jaga jarak atau physical distancing guna mengantisipasi tertular covid-19.
Rombongan Forkopimda selanjutnya meninjau lokasi terdampak di Dukuh Karang Sembung, Desa Randusanga Kulon, dan lokasi pengungsi warga di Desa Randusanga Wetan yang berada di Masjid Ikhsaniyyah.
Kepala BPBD Brebes, Nushy Mansur, menyatakan bahwa pihaknya malam itu juga mendirikan Dapur Umum dan akan mulai beroperasi keesokan harinya (4/6).
Selain Kecamatan Brebes, Nushy menyebut rob juga merendam sejumlah desa di 4 kecamatan pesisir pantai yakni Losari, Tanjung, Bulakamba dan Wanasari. Rob diperkirakan akan berlangsung pada periode Mei-Juni dan puncaknya pada awal Juni ini.
Sementara Afan Setiono, Kepala Desa Randusanga Kulon, mematikan bahwa para petani mengalami gagal panen akibat kurang lebih 200 hektar tambak ikan, udang dan rumput laut terendam rob yang merupakan terbesar sejak tahun 2017 silam.
Afan menjelaskan, banjir rob sudah terjadi di wilayahnya sejak 9 hari lalu dan ketinggian air paling parah terjadi selama dua hari (2-3/6).
“Banjir rob biasa cepat surut namun kali ini bertahan lebih lama dan bertambah tinggi pada sore hari dengan ketinggian maksimal antara 30-50 centimeter menggenangi rumah-rumah warga,” bebernya. (Rismala/Aan/Saripudin)