Salah seorang dari pekerja yg tidak bisa disebut namanya dalam pemberitaan ini membeberkan kepada awak media bahwa mereka selama bekerja di proyek tersebut belum pernah melihat yang namanya pengawas, hanya kepercayaan perusahaan saja lah yang sering mereka lihat dan mengawasi mereka dalam bekerja yaitu Nama panggilannya “Purba”.
Ada beberapa dari warga Masyarakat Nias Selatan yang tidak disebut namanya satu persatu, mereka sangat menyayangkan cara pelaksanaan pembangunan pelabuhan tersebut dimana rekanan memakai pasir sembarangan yang bercampur lumpur, begitu juga bahan material lain yang tidak berkualitas dan apa lagi rekanan memakai semen bekas dengan harga murah, .
Pembangunan pelabuhan itu sangat dikhawatirkan, sebenarnya rekanan harus benar benar memperhatikan kualitas bangunan bukan memperhatikan keuntungan yang banyak karena jika pelabuhan/dermaga itu tidak kokoh maka bisa berakibat fatal atau kecelakaan bagi kapal yang bersandar di pelabuhan itu nantinya bahkan bisa mengakibatkan korban jiwa.
Tidak hanya itu, Tokoh Masyarakat Nias Selatan juga, sangat mengharapkan kepada Presiden RI Jokowi Dodo agar pembangunan Pelabuhan Penyebrangan Telukdalam tersebut dievaluasi pemenang tender, dan meminta KPK RI untuk segera memantau proyek tersebut dan dijadikan atensi.
Sejumlah wartawan di Nias Selatan saat ingin konfirmasi kepada rekanan tetapi rekanannya selalu menghindar, begitu juga PPK dan Consultants pengawas sama sekali tidak terlihat di lokasi proyek. Ketika ditanya kepada para pekerja siapa PPK dan Consultants pengawas mereka mengatakan kami tidak tau. (sit duha)