Bekasi, PostKeadilan – Bak penyidik pelaku kejahatan, beberapa oknum guru yang ditunjuk sebagai panitia PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) berhasil membuat beberapa orang tua (Ortu) Calon Peserta Didik (CPD) baru ketakutan dan menangis. Fenomena ini terjadi di SMAN 1 Tambun Selatan (Tamsel) dibawah kepemimpinan Sayoga.
“Kami ditanya begitu mendetail. Alamat KK (Kartu Keluarga) tidak sesuai dengan biodata Raport, kami diminta ke sekolah asal untuk minta surat keterangan perpindahan alamat dan harus ditandatangani Kepala SMP. Setelah kami lakukan, kami kembali diminta lagi ke RT/RW setempat untuk minta surat keterangan domisili. Hal hasil, pontang panting kami laksanakan. Tapi ada-ada saja alasan pihak panitia, yang nyata data anak kami tidak juga diverifikasi,” ungkap seorang ibu sembari menangis, menyesali perilaku oknum panitia PPDB yang dianggap mempersulit dirinya, Jumat (7/6/2024) di depan SMAN 1.
Senada dengan itu, bapak CPD yang coba memverifikasi data anaknya pun mengungkapkan kekesalannya.
“Pemeriksaan data yang mereka (oknum panitia) lakukan sudah melampaui tupoksinya. Di sekolah lain saya lihat tidak ada seperti ini. Kami dipanggil dan diancam, kalau kami tidak datang maka tidak dilakukan verifikasi. Yang mana kami sudah ikuti sesuai SOP PPDB. Kan tetapi kami harus melengkapi ini itu yang menurut kami, sangat dipersulit,” ujar bapak itu sembari memperlihatkan chat WhatsApp (WA) dari panitia PPDB SMAN 1 Tamsel.
Demikian chat panitia PPDB SMAN 1 Tamsel dari nomor kontak +62822-1081-3xxx: