Bekasi, PostKeadilan – Dihadapan Kapolres Metropolitan Bekasi Kota, Komisaris Hero Hernanto Bachtiar, akhirnya dua kelompok pemuda antara Organisasi Massa (Ormas) Forum Betawi Rempug (FBR) Kota Bekasi dengan anak buah Jhon Kei yang nyaris bentrok, sepakat berdamai.
Penjelasan Hero, ada kesalah pahaman dari kubu FBR lantaran pelaku yang menewaskan anggota FBR atas nama M Sofiudin telah berhasil diringkus. Dan ternyata, pelaku bukan dari kelompok Kei. Namun dari pria yang berdarah Sumatra Barat yakni Dedi Heryanto.
“Untuk kejadian ini saya berharap apabila terjadi persilisihan tidak membawa-bawa kelompok. Dan kasus ini saya harapakan selesai sampai disini,” kata Hero, Selasa (14/3) kepada PostKeadilan.
Selain itu, Hero juga mengharapkan agar kelompok Kei maupun FBR dapat meredam amarah. Lanjut lulusan AKPOL 91 ini menegaskan, permasalahan yang terjadi di Perumahan Titian Indah, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Medan Satria, menjadi pelajaran antara keduanya.
“Kalau memang terjadi perselisihan, saya harapakan diselesaikan dengan kepala dingin antara keduanya. Atau bisa juga meminta bantuan kita untuk memediasi. Kapan saja anggota kita sanggup memediasi masyarakat Kota Bekasi,” ujarnya.
“Lantaran dikawatirkan banyaknya oknum yang akan memanfaatkan kejadian ini. Untuk itu, diharapakan agar Ormas maupun masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum tertentu,” pungkasnya.
Ditempat terpisah, Ketua Korwil FBR Novel, meminta maaf kepada seluruh anggota Kei atas perselisihan yang terjadi. Ia menyayangkan, komunikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
“Ya ini merupakan salah paham antara kami (FBR) dan anggota Kei. Untuk itu saya berharap agar semua ini tidak terjadi lagi, dan kami juga akan memperbaiki kesalahan yang ada,” kata dia.
Ditempat yang sama, Ketua Angkatan Muda Kei yang juga kuasa hukum Kei, Daniel Hendrik Far-Far, mengatakan akan terus menjaga kondusifitas yang ada di Kota Bekasi.
“Memang sebelumnya sudah kami ingatkan, kalau yang melakuakn bukan dari kelompok kami. Dan ini sudah saya maklumi karena memang mungkin ada mis komunikasi antara kami,” kata dia.
Dengan adanya ini, Daniel juga berjanji akan lebih aktif dalam komunikasi dengan Ormas ataupun masyarakat di Kota Bekasi. Kendati, ia juga meminta agar masyarakat yang berurusan dengan orang kulit gelap (Ambon/Maluku) tidak melulu menjustifikasi bahwa yang berulah adalah kelompok Kei.
“Jadi saya sangat berharap, bila memang ada yang bermasalah dengan orang kulit gelap, jangan disalahkan kepada kami. Coba komunikasikan dulu agar tidak adanya selisih paham kembali,” tutup Daniel. Simare