Menurut informasi dari masyarakat, tanaman ini sering didapat di kebun-kebun perladangan yang baru dibuka dengan cara merambah dan membakar hutan-hutan. Setelah hutan dibakar, beberapa minggu kemudian tanaman andaliman sudah didapati tumbuh. Tanaman ini tumbuh mungkin disebabkan burung yang memakan buah andaliman dan bijinya tersebar melalui kotoran burung tersebut. Namun yang pasti belum diketahui masalah pembudidayaannya.
Mengingat semakin berkembangnya pasar andaliman, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah memasukkan andaliman dalam daftar produk tanaman perkebunan rakyat. Sekedar mengingatkan, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Mrs Satu Kahkonen bersama rombongan yaitu Mrs Bolormaa Amgaabazar, Operations Manager, Mr Andre Aquino, Lead Environmental Specialist, Mr. Vikas Choudhary, Senior Agriculture Specialist, Mr. Animesh Shrivastava, Lead Agriculture Economist, Ms. Alika Tuwo, Agriculture Economist dan Ms. Ariza Nurana, Program Assistant sudah pernah menikmati secara langsung andaliman ketika berkunjung ke Kabupaten Humbang Hasundutan, Selasa (6/6) lalu.
Bagi yang berminat makan andaliman khususnya di kota Medan, silahkan datang ke paviliun Pemkab Humbang Hasundutan di PRSU.