Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BekasiHeadline News

Progam ‘Wajar’ Anak Tidak Sekolah, Stakeholder Sebatas Lips Service?

0
×

Progam ‘Wajar’ Anak Tidak Sekolah, Stakeholder Sebatas Lips Service?

Sebarkan artikel ini

Bekasi- PostKeadilan – Alkisah seorang ibu, Nur (34) memperjuangkan putri sulungnya, FN (13) agar dapat bersekolah di SMP Negeri berlokasi di Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Ia mengalami kesedihan yang mendalam.

Ibu dari tiga anak yang kesehariannya jual ‘Gerobak Sayur’ ini sudah berupaya ke sekolah-sekolah negeri terdekat dari rumahnya, namun tidak menemukan jalan keluar.

Persis di depan gerbang pintu gerbang SMPN 2 Cibitung, Nur menyampaikan permasalahannya dan bersedia direkam.

“Kepada Bapak Gubernur KDM (Kang Dedi Mulyadi), kepada Bupati Bekasi (Ade Kuswara), tolong masukin anak saya ya pak. Ini mah sudah bulan September belum sekolah-sekolah. Kalau mau masuk ke sekolah swasta tidak sanggup, karena saya hanya tukang sayur gerobak pak. Aku maunya (anak) masuk sekolah Negeri ya pak,” ujar Nur dengan polosnya, Rabu (10/9/2025) siang.

Baca Juga :  Frabam Gelar Aksi Demonstrasi di Kejati Sumsel Usut Tuntas 29 Paket di Dinas PUPR Lahat

Coba dikonfirmasi Humas SMPN 2 Cibitung, Markim mengatakan sudah terlambat.

“Di sini sudah full, coba ke sekolah lain lah,” ucap Markim, Rabu (10/9/2025) siang.

Sementara pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi yang dihubungi mengarahkan agar bersekolah di sekolah swasta dulu, setelah satu tahun baru dapat mutasi/pindah sekolah.

Baca Juga :  Diduga Lakukan Penipuan, Suami Istri Di P-21 Oleh Kejari Nisel.

Nur sebelumnya sudah mencoba ke sekolah swasta, anak tidak diterima karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan pihak sekolah.

“Pihak swasta nya minta uang pembangunan dan SPP, mahal. Jujur, saya tidak sanggup,” kata Nur bernada sedih dan mata berkaca-kaca.

Sejurus kemudian, awak media ini coba hubungi Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang.

“Minta kontak personal nya bang. Saya kom dulu ya bang,” jawab Bupati.

Beberapa waktu kemudian, Nur mengaku sudah dihubungi Ajudan Bupati bernama Lean. Melalui Chat WhatsApp (WA), lean meminta data FN.

Baca Juga :  JAM Pidsus Menetapkan 7 Orang Tersangka Baru Korupsi Komoditi Emas

Beberapa hari kemudian, Nur menyampaikan bahwa tidak (belum) ada jawaban lagi dari Lean.

“Belum. Masih diusahakan,” jawab Lean, Selasa (16/9/2025).

Dipertanyakan apa kendala hingga anak tersebut belum bersekolah? “Kendalanya ada di chat saya bang. Sudah saya sampaikan ke orang tua. Mangga dipelajari bang,” balas nya.

Coba digali konkret penyelesaian anak tidak sekolah (ATS) demikian seperti apa, hingga berita dilansir, Lean tidak menjawab lagi.

Tempat terpisah, ………………

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses