Selain itu, siswa harus memiliki passion dan kegigihan sebagai faktor Grit tanpa memandang latar belakang diri. “Apabila kita memiliki Grit, kita punya mimpi, kita punya tujuan dan terus berlatih, memiliki minat dan orang tua yang mendukung kemudian budaya yang mendukung, saya yakin para siswa mampu menjadi sukses,” pesannya.
Prof Arif Satria menjelaskan, kemampuan diri dapat diasah karena bergantung pada kemauan diri. “Orang yang memiliki mindset yang baik dan mental pembelajar biasanya memiliki willpower yang kuat bisa mengubah kemampuan dan menciptakan kesempatan yang besar,” tambahnya.
Pesan keempat yang disampaikan oleh Rektor IPB University adalah orientasi pada future practice. Ia mengutip perkataan Jack Ma bahwa orientasi hidup bukan hanya kompetisi tentang uang dan modal namun pengetahuan dan kreativitas. Setiap orang yang mampu menjadi pembelajar dengan kreativitas dan imajinasi tanpa batas akan bertahan.
“Future practice ini menjadi penentu, sedangkan orang-orang yang berfokus pada best practice akan tertinggal karena akan menjadi follower. Oleh karena itu future practice ini harus ditumbuhkan kepada mahasiswa bahkan anak SD untuk memperkuat imajinasi dan mimpi,” ungkap Prof Arif.
Ia menilai, cara terbaik untuk memprediksi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian adalah dengan menciptakannya hari ini. Dengan kemampuan ini, ia yakin bahwa generasi muda Indonesia akan mampu merespon perubahan dan sukses dalam kehidupan.(IPB/MW/Binsar)