MEDAN POSTKEADILAN.Sejumlah ternak yang diambil sampel tanggal 3/12/2022 kemaren dari sejumlah ternak (Babi/B2) yang ada di Sumatera Utara, Kementerian Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan melalui Balai Veteriner mengeluarkan hasil Positif ASF (AfricanSwineFever) di balai Veteriner Kamis, (08/12/2022).
Sepekan lalu ribuan ternak berkaki empat (Babi/B2)kembali mati mendadak dan belum diketahui penyebab virusnya.Salah satunya hewan ternak milik Heri Ginting sebagai Ketua Peternak Babi Indonesia (GPBI).
Dengan matinya ribuan ternak B2 di Sumut, tim satuan tugas dari Balai Veteriner didampingi Dinas Ketahanan Pangan dan PeternakanPropinsi Sumatera Utara, dan Dinas Petanian dan Perikanan Kota Medan segera mengadakan sosialisasi kepada sejumlah peternak B2 di Sumatera Utara.
Dari hasil pertemuan tersebut memang Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan yang diwakilkan oleh Ibu Tera Ananta mengatakan memang saat ini sudah ada sejumlah peternak yang melaporkan kepada kami dan kami sudah mendata melalu Isikhnas, dari data tersebut kita mengetahui sejumlah hewan ternak B2 yang terjangkit virus.Balai Veteriner juga meminta agar peternak mengantisipasi dengan menjaga pemeliharaan hewan ternak tersebut dengan Bio Security.
Dalam hal ini Balai Veteriner langsung mengambil sampel dari sejumlah hewan ternak yang diduga terjangkit virus dan menelitinya di Balai dan akan secepatnya memberikan hasil kepada peternak agar mengetahui tindak lanjut apa yang akan dilakukan.
“Kami peternak jangan lagi dibebankan dengan biaya-biaya lain Pak. Karena dengan matinya ternak B2 kami, kami juga mengalami kesusahan”, kata Heri Ginting.
Dari sampel yang diambil Balai Veteriner dan di uji lab oleh dokter diagnostsian drh. LepsiPutridi AS, melalui Balai Veteriner mengeluarkan hasil diagnosis positif ASF (AfricanSwineFever).
Heri Ginting menjelaskan, kini Sumatera Utara sudah terjangkit ASF. Dari sampel yang diambil Balai Veteriner dan sudah mengumumkan hasilnya. Peternak kini tidak tahu mau apa yang dilakukan karena sampai saat ini belum ada tindakan konkrit yang dilakukan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan.
“Dari hasil pertemuan di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan membahas ASF dan nasib peternak hewan B2. Sampai saat ini belum ada tindakan konkrit dari pertemuan tersebut”. Tegas Heri.
Heri menambahkan, kasus ASF saat ini sudah jelas nyata ada di Sumatera Utara, dan seharusnya Pemerintah sudah lebih peduli dengan jeritan peternak dan nasib peternak B2 ini. Jangan hanya duduk diam di belakang meja. Turun, lihat, dan berikan tindakan konkrit untuk nasib peternak di Sumatera Utara. Karena kami peternak B2 ini masih belum merasakan bentuk tanggung jawab konkrit.
“Jangan salahkan kami Pak bila kami nanti turun ke jalan untuk menjeritkan keluhan kami dan menindak tegas dari kebijakan Pemerintah atas tanggung jawab bagi peternak B2 ni sebagai masyarakat Sumatera Utara”, tegas Heri Ginting sebagai Ketua Gerakan Peternak Babi Indonesia (GPBI).
“Melalui peristiwa kedua matinya ribuan ternak babi ini Kami harapkan Pemerintah Pusat, Kalau Menteri Pertanian dan Peternakan tidak lagi melakukan sesuatu yang konkrit kepada ribuan babi yang telah mati sekarang Jangan Salahkan Peternak babi meminta menteri pertanian dicopot.” Pungkas Sutrisno Pangaribuanmewakili Peternak Babi.