Koordinator aksi, Jepri Saputro, mengatakan aksi demo ini untuk memprotes kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Menurutnya, kebijakan ini memiliki dampak yang luas, seperti naiknya harga sembako, ongkos angkutan, dan melemahnya daya beli masyarakat.
“Kami aliansi OKP, mahasiswa dan masyarakat Brebes, hari ini turun ke jalan untuk memprotes kebijakan menaikkan harga BBM. Kebijakan itu akan berdampak pada naiknya bahan pokok, ongkos angkutan seperti ojol dan menurunkan daya beli masyarakat,” tandas Jepri di lokasi, Senin (5/9/2022).
Ada beberapa tuntutan yang disampaikan massa dalam demo ini. Tuntutan itu yakni menolak secara tegas kebijakan kenaikan barga BBM bersubsidi, pemerintah daerah harus menaikkan UMK Brebes 30 persen, pemerintah daerah harus melibatkan rakyat dalam pembahasan anggaran pemerintah daerah, berantas mafia BBM di Kabupaten Brebes, pemerintah daerah mendesak pemerintah pusat untuk mengevaluasi kenaikan BBM dan migas, dan pemerintah daerah mendesak pemerintah pusat untuk menginstruksikan KPK memeriksa BBM dan migas, terkait adanya dugaan penyelewengan distribusi BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran.
Mahasiswa mendesak Bupati Brebes menandatangani dukungan terkait tuntutan mahasiswa. Namun tanpa alasan yang jelas, Bupati menolaknya dan langsung meninggalkan lokasi demo.Para pendemo ini ditemui Bupati Brebes Idza Priyanti, Sekda Djoko Gunawan, dan pimpinan DPRD. Sempat terjadi adu mulut antara mahasiswa dengan para pejabat tersebut.