SUBANG – POSTKEADILAN Memasuki musim penghujan dan cuaca ekstrim pada bulan November, Desember hingga Februari mendatang, masyarakat bersiap-siap akan dihadapkan dengan musibah tahunan yaitu banjir, banjir sudah menjadi langganan di seluruh daerah yang berdekatan dengan aluran sungai dan kota – kota yang padat dan sedikit irigasi aliran air, karena resapan air sudah menjadi beton khusunya di kota – kota besar, lain halnya di kampung atau daerah yang berdekatan dengan aluran sungai seperti sungai Citarum yang debit airnya bisa meluap tak sedikit tanggul – tanggul jebol karena tidak bisa menahan volume air yang sangat tinggi.
Masalah serius dan hal yang perlu diperhatikan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak kita inginkan seperti banjir dan longsor yang akan menimpa warga tentunya menjadi pekerjaan rumah yang besar khusunya bagi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
Seperti wilayah desa Karangmulya Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, masyarakat sangat mengharapkan penanganan tanggul Sungai Cipunagara secara permanen bukan yang bersifat sementara yang membuat masyarakat was – was akan terjadinya jebol tanggul tersebut.
Kegelisahan warga desa Karangmulya diungkapkan oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Karangmulya, Komarudin, S.I.P.
Kepada awak media, dirinya mengatakan,” menurut saya bila pembangunan seperti ini hanya bersifat sementara dan ini tidak menjamin kenyamanan dan keresahan warga kami,” ucapnya, Minggu,(06/11/2022).
Jangan sampai terjadi jebolnya tanggul seperti di Kabupaten Bekasi tahun lalu, yang banyak korban dan kerugian dimasyarakat, karena pembangunan hanya memakai bahan – bahan sederhana apalagi, memasuki musim hujan dengan dibarengi angin besar dan cuaca ekstrim, jika tanggul ini jebol, akan berdampak pada 7 (tujuh) desa di Kecamatan Legonkulon Kabupaten Subang bisa terendam banjir,” tuturnya.