Bekasi, PostKeadilan – Penyelenggaraan pesta demokrasi dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Bekasi yang rencananya akan diselenggarakan pada 27 Juni 2018 nanti, nyaris ‘dirusak oleh sejumlah kepentingan politik.
Pasalnya, awal Tahun Politik 2018 terjadi bentrok besar-besaran di Kota Bekasi pada Kamis (25/1/2018) pagi antara Ormas (organisasi masyarakat) yang disinyalir berasal dari pendukung kubu masing-masing pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota.
Kedua Pasangan calon yang akan bertanding di Kota Bekasi yakni petahana Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi – Tri Adhiyanto yang diusung Golkar, PAN, Demokrat, Hanura, PPP, PBB, PKB dan Nasdem serta pasangan calon yang diusung dari PKS dan Gerindra yakni Nur Supriyanto – Adhy Firdaus.
Pantauan yang berhasil didokumentasi PostKeadilan, sejumlah anggota Satpol PP Kota Bekasi terluka dan sedikitnya dua kendaraan pribadi rusak dalam insiden bentrokan pengunjuk rasa dengan aparat di Jalan Rawa Tembaga samping Plaza Pemerintah Kota Bekasi.
Terlihat dua unit mobil kacanya pecah dan beberapa anggota Satpol PP serta anggota ormas dari kedua kubu terluka akibat lemparan batu dan pemukulan.
Insiden bentrokan itu pecah sekitar pukul 10.30 WIB saat massa dari gabungan Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) terlibat bentrokan fisik dengan puluhan aparat Satpol PP Pemkot Bekasi.
Massa yang memaksa masuk ke lingkungan kantor Pemkot Bekasi melalui gerbang sebelah Selatan tertahan oleh gerbang yang sengaja ditutup oleh Satpol PP demi keamanan.
Massa GMBI mencoba merobohkan gerbang hingga terlibat bentrokan fisik dengan petugas Satpol PP dan sejumlah ormas yang berada di balik gerbang.
Dalam insiden itu seorang anggota Satpol PP pria tampak mengalami kesakitan di bagian wajahnya akibat terkena lemparan batu dan harus menjalani perawatan medis.
Bahkan, dua unit mobil pribadi yang terparkir di sekitar Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan juga dirusak massa pada bagian kaca depan dan kaca samping.
Kemudian dilanjutkan dengan perkelahian dimana-mana yang mengakibatkan banyak korban.
Ditempat terpisah, Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing menerangkan, sekitar pukul 10.30, Kamis (25/1/2018) berlangsung aksi unjuk rasa massa Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia.
“Estimasi massa berjumlah 200 orang,” ujar Erna melalui keterangan tertulisnya, Kamis (25/1/2018).
Dalam aksi itu, mass GMBI menuntut agar Pemkot Bekasi melaporkan indikasi Pemotongan Upah pungut di Dinas Pendapatan Daerah kota Bekasi, indikasi kebocoran pajak dan retribusi Parkir di kota Bekasi.
GMBI menuntut agar kejaksaan harus meneruskan dan menindaklanjuti laporan GMBI terdahulu yang sampai saat ini belum jelas tentang pengungkapan kasus.
Massa aksi tiba di depan pintu samping kantor Pemkot Bekasi dengan menggunakan 1 unit mobil komando jenis Suzuki pick up bernomor polisi B 9324 KUA dan kendaraan roda empat sebanyak 70 unit, kendaraan roda dua sebanyak 150 unit.
Keterangan Erna, dalam aksi tersebut, perwakilan GMBI melakukan orasi. Namun, ormas lain, yakni Forum Betawi Rempug (FBR), Pemuda Pancasila (PP), dan Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS) merasa terhina dengan orasi dari perwakilan GMBI.
“Asal mula ricuh karena adanya salah satu massa yang menghina,” sebut Erna.
Cerita Erna, orasi memancing kemarahan ormas gabungan dan akhirnya terjadi pelemparan botol mineral dari arah dalam Pemkot yang selanjutnya terjadi saling melempar antara massa GMBI dengan ormas gabungan.
“Sehingga bentrok tidak terhindari. Kemudian bentrokan terjadi sekitar 30 menit,” beber dia.
“Saat ini situasi sekitar kantor Pemkot Bekasi sudah aman dan kondusif,” pungkas Erna.
Pantauan terakhir, tampak berbondong-bondong anggota ormas dari kedua belah pihak membubarkan diri.
Sementara sepeninggal bentrokan tersebut, masyarakat sangat diresahkan. “Ikh.. seram banget bang. Takut kita,” ungkap Tuti yang tinggal disekitar kejadian. (George/R-01)