Medan Sumatera Utara, Post Keadilan.com. Menahan kesedihan disebabkan oleh sebuah kepahitan yang mendalam di hati , kini 200 KK warga dari 5 desa di kecamatan STM Hilir kabupaten Deli Serdang sebagai korban kemunafikan para mafia tanah yang di peruntukan untuk bendungan Lau Simeme. (8/111/2024).
Kali ketiga unjukrasa aksi damai di kantor BWS Medan Sumatera Utara Kamis ( 07-11-2024) beralamat di jalan A.H.Nasution Pangkalan Mansyur Medan tetap tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan , kecewa dan sedih merundung hati dan fiqiran warga korban dari pembangunan bendungan Lau Simeme
Pimpinan tertinggi Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II Agus Safari dan Kasatker Bidang Pembangunan dan Bendungan Maruli T.G Simatupang selaku penanggungjawab atas objek tanah masyarakat yang terkena pembangunan Bendungan Lau Simeme yang telah di resmikan oleh Presiden Republik Indonesia H.Joko Widodo pada bulan yang lalu.
Diduga selaku yang bertanggung jawab terkait yang dialami para korban yaitu mendapatkan keadilan atas tanah warga di 5 desa kecamatan Sibiru-biru Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II dan Kasatker diduga tidak bertanggung jawab kepada warga, tanah hingga saat ini belum dibayar namun warga tidak mendapatkan kejelasan,
seperti di hari ke tiga ini Kamis (07-11-2024 ) aksi damai terkesan tidak ada manfaatnya hanya buang waktu dan membuang tenaga dan uang sia-sia belaka, kita sudah merdeka mengapa warga masih di jajah dan di bodohi , tanah di rampok dan air juga kami beli.
Nande Barus warga masyarakat yang turut serta dalam aksi unjuk rasa damai kepada media mengatakan ” Kami merasa di bodohi dan tanah kami di rampok katanya saja kita sudah merdeka , mana buktinya yang merdeka itu negara Indonesia bukan warganya , bila memang betul merdeka mengapa kami masih tetap di jajah tanah kami di rampok dan kami di anggap binatang. Katanya saja tanah airku tetapi tanah kami di rampok dan air kami harus beli disaat kami haus” rintihnya
Lanjut nande Barus ” Bapak Presiden Republik Indonesia bapak Prabowo kami mohon bantu dan lihat kami 200 keluarga tanah kami diambil tapi tidak dibayar, bagaimana nasib kami pak Presiden, mau dimana kami mencari kehidupan dan di saat kami meninggal dunia mau di kubur dimana jasad kami , apakah akan di kubur di kantor BWS Medan ini (?) Bapak Presiden Prabowo tolong kami pak, mohon keadilan dan kebenaran demi kelangsungan hidup kami kedepan ” tangisnya
Ferdi Tarigan Koordinator Aksi Unjuk Rasa ……………….