Namun sebagai tuan rumah perhelatan dunia itu, Indonesia belum menentukan titik yang tepat.
“Menimbang Madura merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi pusat pengembangan Islam di tanah Jawa dan Indonesia pada masa lampau, maka saya optimis dapat terbangun Indonesia Islamic Silence Park yang nantinya diusulkan sebagai tuan rumah pelaksanaan OKI,” harap H. Syafei.
Dia dan para tokoh Madura lainnya yang tergabung dalam Ikatan Madura tak pernah lelah mengusahakan pembangunan IISP di Madura.
“Sesuai janji ibu Khofifah selaku Gubernur Jaw Timur, maka pembangunan IISP merupakan keniscayaan dan wajib disegerakan,” kata Syafei.
Karena, sejak disetujui Presiden Joko Widodo tahun 2019, IISP tak kunjung dibangun Gubernur Jawa Timur.
“Pembangunan Indonesia Islamic Science Park di Madura tak kunjung dibangun, saya menagih janji pemerintah untuk segera merealisasikannya,” ucap H. Syafei.
Desakan H. Syafei sungguh beralasan. Selain sudah tersedia lahan seluas 60 hektar 60 hektare dikelola oleh Badan Pengembangan Wilayah Suramadu, anggarannya pun sudah dipersiapkan DPRD Provinsi Jawa Timur.
“Saya sengaja mengingatkan dan menagih janji Gubernur ini karena sampai saat ini tanda-tanda untuk pembangunannya belum ada di Suramadu”.
“Jangan sampai ini tak terealisasi mengingat masyarakat Madura sudah lama menantinya,” jelasnya.
Sekedar diketahui, di awal menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berjanji akan membangun Indonesia Islamic Science Park di kaki jembatan Suramadu seluas 101 hektar.
Di dalamnya terdapat sekitar 20% pusat edukasi, 30% untuk hiburan dan 50% sisanya untuk kegiatan seni.
Selain itu akan ada sentuhan budaya Islam moderat, hotel bintang 7 hingga floating market.
Gubernur Jawa Timur memastikan pembangunan IISP segera terealisasi di Madura.
Kepastian itu disampaikan Gubernur pada puncak peringatan Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-99 yang berlangsung di Bangkalan, pada Kamis 17 Februari 2022 lalu.