“Kades janji kami akan bertemu bertiga dulu. Tapi ternyata tidak jadi. Malah Kades bilang tidak ada Rinton ngomong begitu. Rinton saya temuin kembali eh mengelak dan tidak mengakui ucapannya. Karena itu lah kami berinisiatif temui salah satu pelaku, Julkifli Simbolon yang disebut Rinton. Sengaja kami rekam pengakuan demi takut seperti Rinton. Setelah kami rekam, kami pun langsung buka Laporan Polisi,” ungkap Nomensen.
Dikirimnya Video Rekaman yang dimaksud dan Surat Pernyataan berisi pengakuan Julkifli Simbolon atas perbuatan Julkifli dan 4 rekannya, termasuk adik ipar Kades, Rinton.
PostKeadilan lalu mengkonfirmasi Muhtar. “Saya kepala desa. Jadi yang macam gitu dari awal juga sudah dibuat-buat mau memfitnah saya. Sudah dibuktikan juga sampai kemana-mana, mungkin terakhir ke bapak nih. Itulah dibuat ke saya sampai sekarang yang kita lakukan tidak ada betul itu pak. Karena apa, itu yang di-posting di Video itu kurang waras itu. Mungkin lagi di sandera atau apa, semua bisa kita libatkan orang. Jadi itu tidak betul itu,” ucapnya sembari tertawa-tawa.
Ditanya apakah kenal sama orang pada rekaman video itu, Kades tidak menampiknya.
“Iya. Kalau dulu di sini dia diusir dari sebelah desa kita, jadi di sini terus. Main narkoba lah, terus minta-minta lah. Sempat juga dulu ditangkap disini, di dor sama Polisi. Sudah tidak sehat lagi itu,” jelasnya.