KAB BEKASI POSTKEADILAN – Studi Pendidikan dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan dilaksanakan warga SMPN 1 Tambun Selatan, ternyata ‘disoal’ beberapa orang yang mengaku wartawan yang tergabung dalam suatu organisasi.
Karena disoal sedemikian rupa, Kepala SMPN 1 Tambun Selatan Hj. Annisa S.Pd, M.Pd melalui Humasnya, Giyatna SE memberi ruang dan waktu, mengundang awak media yang tergabung dalam organisasi tersebut mengkonfirmasi langsung Komite dan atau para perwakilan orang tua siswa.
Bertempat di Ruang Humas Sekolah, Giyatna berterima kasih atas kedatangan dan mempersilahkan awak media yang untuk mengkonfirmasi langsung kegiatan kepada orang tua siswa.
“Agar pemberitaan yang beredar ke depan tidak lagi simpang siur, maka kami beri tempat dan waktu buat rekan-rekan media sekalian untuk konfirmasi langsung. Di sini ada pengurus Komite dan perwakilan orang tua murid,” ujar Giyatna membuka pertemuan itu,” Kamis (6/4/2023) siang.
Namun mirisnya, niatan baik tersebut masih di cap ‘jelek sama pimpinan organisasi dan jajarannya. Pasalnya, pasca pertemuan masih saja ada pemberitaan yang bersifat memojokkan pihak sekolah, ‘bak menyalahkan Humas dan Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab sekolah.
Mengetahui hal ini, pegiat dunia Pendidikan, Herman P.S, S.Pd angkat bicara. Ia menyayangkan sikap pimpinan organisasi tersebut yang secara tendensius mengangkat berita tanpa mengakomodir Statement dan jawaban Komite dalam sejumlah berita yang ditayangkan awak media yang tergabung pada organisasi itu.
“Kita sangat menyayangkan pemberitaan yang isi dan judul berita-beritanya hampir sama persis. Kami melihat rekan-rekan media yang tergabung dalam forum atau organisasi wilayah Bekasi itu seperti diarahkan Ketuanya. Menurut pengetahuan kita, wartawan itu kan propesi bersifat independen. Menulis berita sesuai apa yang dilihat dan sesuai kata hatinya, bukan kayak diarahkan begitu,” jelas Ketua Investigasi Nasional Coruption Watch (NCW) di Jakarta, Jumat (7/4/2023) sore.
Demi menghargai rekan wartawan yang tergabung pada organisasi itu, lanjut Herman, minta agar awak media tidak menyebutkan nama organisasi.
“Sesama Social Control, kita tak sebut nama. Karena saya yakin, organisasi wartawan tersebut bertujuan baik. Mungkin hanya gegara ‘kenakalan beberapa orang yang masih bisa kita maklumi lah,” sebut dia sembari berseloroh.
Sebagaimana diketahui pada sejumlah berita, menjadi catatan dan pertanyaan kenapa “Kepala Sekolah” selaku pengundang sekaligus penanggung jawab kegiatan study tour tidak hadir dalam pertemuan tersebut?
Kenapa hanya Ketua Komite dan beberapa orang tua siswa yang mengaku mewakili seluruh orang tua siswa serta beberapa siswa kelas 9 yang hadir?
Kenapa dalam pertemuan hanya Ketua Komite yang menyampaikan bahwa kegiatan study tour yang dilakukan SMPN 1 Tamsel adalah kemauan orang tua siswa?
Kenapa pihak sekolah seolah lepas tanggung jawab dan bahkan melalui Giyatno selaku Humasnya seolah-olah sengaja membenturkan para awak media dengan Komite Sekolah, Orang tua dan siswa?
Demikian ungkapan pemberitaan yang tergabung pada organisasi itu setelah usai menghadiri undangan tersebut. (Red)