Ibu anak 3 asal Sumatera Barat yang sudah 8 tahun mengajar di salah satu SMA Negeri itu juga mengungkapkan bagaimana dirinya menerima jawaban yang miris dari BKD Sumatera Barat. “Sudah lah bu, terimalah takdir demikian. Begitu kata mereka. Sedih saya mendapat jawaban itu. Tolonglah kami orang susah ini pak, biar bisa menyambung kehidupan kami,” ucap ibu ini dengan nada terisak-isak.
Demikian dialami ibu MS. Mantan Kepala Sekolah di sekolah swasta DKI Jakarta ini rela dicopot jabatan kepala sekolahnya demi perjuangan PPPK ASN. Tahap ke 2, dimana panselnas dalam aturannya memperbolehkan guru swasta iku serta seleksi, MS ikut dalam tahap ini.
“Semua kami guru-guru di swasta itu ikut seleksi. Banyak teman saya tidak lulus tes, saya dan beberapa teman lain lulus tes. Kami yang lulus melengkapkan berkas dan ada pengumuman melalui SSCASN (Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara) menyatakan Selamat MINTAKU BR SEMBIRING, Anda lolos tahap administrasi berkas,” bebernya sembari memperlihatkan beberapa bukti kepada PostKeadilan, Sabtu (25/3/203) siang.
MS yang kini terancam di depak dari sekolah swastanya tidak tahu lagi harus mengadu kemana, terkait rundung yang dialaminya.
Sejurus kemudian, awak media ini meminta kesediaan kembali Koordinator Pokja Perencanaan dan Efektivitas Kelembagaan Sekretaris Ditjen GTK Kemendikbudristek, Andhika Ganendra untuk dikonfirmasi ulang hal permasalahan para guru-guru PPPK pembatalan penempatan.
Kepada bapak ibu Panselnas untuk dapat mengevaluasi sistem penjaringan PPPK..
Disinyalir adanya permainan formasi yang dilakukan daerah tertentu dengan meminta biaya dari 40juta sampai 80juta kepada calon peserta seleksi PPPK untuk diluluskan jadi PPPK…