Jakarta, Post Keadilan – Pasca ‘ketegasan Mantan Kapolres Kawarawang, AKBP Hendy Febrianto dalam penanganan unjuk rasa warga kecamatan Teluk Jambe Timur di kawasan di kawasan KIIC, di PT Indotech, Selasa (8/5) kemarin, kini jabatan Hendy dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Karawang.
Berdasarkan surat telegram rahasia (TR) Kapolri nomor: ST/1277/V/KEP/2018 yang terbit pada Rabu (9/5/2018), Kapolri melalui Karobinkar menyerahkan tongkat komando Kapolres Karawang kepada AKBP Slamet Waloya yang sebelumnya bertugas di SSDM Polri.
Pencopotan Hendy diduga karena menyinggung kesatuan Marinir dan Kopassus. Sementara TNI berharap permasalahan ini menjadi pelajaran dan tak terulang lagi ke depan.
“Persoalan sudah selesai, tidak perlu ada tanggapan lagi. Sebagai pembelajaran dan pendewasaan buat kita semua,” ujar Kapuspen TNI Mayjen Sabrar Fadhilah saat dimintai konfirmasi, Kamis (10/5/2018) siang.
Seperti diketahui, sebelumnya beredar video Hendy bernada menantang dengan menyebut kesatuan Kopassus dan Marinir menjadi viral. Sang Kapolres Hendy memberikan peringatan dengan Nada tinggi yang mengarah kepada massa Aksi.
Pernyataan itu dikemukakan Hendy ketika memimpin langsung pengamanan unjuk rasa dengan melibatkan Unit Dalmas Sat Sabhara dan personel Polsek Teluk Jambe timur di bawa pimpinan Komisaris Polisi (Kompol) Ahmad Mulyana.
Situasi unjuk rasa dilaporkan sempat memanas karena massa aksi mendorong-dorong pagar PT Indotech dan memaksa masuk, namun dihalau oleh Unit Dalmas Polres Karawang dan personel Polsek Teluk Jambe Timur. Aksi demo reda dan massa dapat dikendalikan setelah Kapolres Hendy memberikan peringatan dengan Nada tinggi yang mengarah kepada massa Aksi.
“Mau dari Kopassus saya gulung semua, saya tidak pernah peduli.
Kalau saya menegakkan kebenaran, siapapun di hadapan saya, akan saya gulung semua. Apalagi kalau ada Kopasus dan Marinir di depan saya, harusnya lebih taat Aturan, harus bisa mengendalikan masyarakat sipil,” demikian ucap Hendy dalam cuplikan video yang juga menyebar luas di linimasa media sosial Post Keadilan.
Namun begitu, Hendy sudah meminta maaf dengan membuat video yang kemudian juga beredar di publik.
“Assalamualaikum, berkaitan dengan beredarnya video pengamanan unjuk rasa yang berisi tentang penyebutan institusi korps Marinir maupun Kopassus oleh diri saya pribadi, saya secara pribadi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pimpinan TNI, Korps Marinir maupun Korps Kopassus,” sebut Hendy dalam video itu. (R-01/Pariston Purba)