“Dari sini kita akan mencoba merekayasa, misalnya buah itu tahan yang seharusnya seminggu bisa menjadi dua minggu, kemudian rasanya, baik bentuknya dan jumlah. Anak-anak terbaik akan direkrut untuk melakukannya dan pemerintah menfasilitasinya. Kita juga bekerjasama dengan Beijing, Amerika termasuk Taiwan. Dalam negeri ada ITB, UGM, USU dan IT Del. Jadi semua berkolaborasi.
Dengan teknologi sekarang ini, apa saja bisa direkayasa. Nantinya researcher yang bekerja disini bukan hanya orang Indonesia. Ada orang luar. Oleh karena, saya nanti supaya kita membantu juga kepada mereka, kesan bahwa kita memang pro tentang ini.
Researcher kita akan diberikan loyalty dari hasil penelitiannya. Sehingga para researcher ini bisa hidup layak atau bisa menjadi kaya juga. Karena ketika dia menemukan, misalnya pemurnian untuk kentang, sehingga kentang ini bisa mendapat hasil 2,5 x lipat dari produksi sekarang. Nanti dari bibit yang dijual dia akan mendapatkan loyalty” jelas Menko Marves. Josapat Siahaan