Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Headline Newskabar brebes

PENGGIAT LINGKUNGAN HIDUP KECAMATAN BANJARHARJO MENYATAKAN SIAP MEMBANTU PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN PENGELOLAAN SAMPAH

160
×

PENGGIAT LINGKUNGAN HIDUP KECAMATAN BANJARHARJO MENYATAKAN SIAP MEMBANTU PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN PENGELOLAAN SAMPAH

Sebarkan artikel ini

Brebes, post Keadilan, Penggiat Lingkungan hidup Kecamatan Banjarharjo mengajak seluruh warga dan pemuda peduli terhadap sampa(30/5/2020)

Sharing yang di hadiri oleh Bank Sampah PANATA BUMI Banjarharjo, Bank Sampah Limbah Sejahtera Desa Cikakak, Sedekah Sampah Tegal Reja, Komunitas LSM BUMI Sang Ratu, LSM Hijau Lestari Indonesia, Karang Taruna Banjarharjo, Pak Kuwu Milenial KertaSari,Komunitas Hijau Pananggapan, Dan Komunitas Pencinta Lingkungan lainnya (30/5/2020)

Example 300x600

Menyatakan Kesiapannya untuk upaya penanggulangan sampah, khususnya sampah Rumah tangga. Semua penggiat Lingkungan hidup siap Berpatner dengan pemerintah untuk penanggulangan sampah Di tiap desa khususnya dalam wilayah kecamatan Banjarharjo.

Adapaun Poin yang di bahas sebagai Berikut :
Komunitas Penggiat Lingkungan Kecamatan Banjarharjo.

Ikut sharing..
Judul : ” Pengelolaan Sampah Desa “

Sejatinya setiap org yang menghasilkan sampah wajib bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkannya.

Bentuk tanggungjawab itu banyak cara dan solusinya..sesuai kemampuan dan kesadarannya.

Terkadang kita masih egois dan tidak mau rugi akibat dampak sampah yang dihasilkan sendiri..
Karena ke egoisan kita maka terjadilah kerugian lingkungan.

Maka yu kita bersama mulai menyadari,,bahwa kita adalah pelaku penghasil sampah..
Setelah kita bersama sadar maka kita juga harus bersama-sama bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkan.

STOP menyalahkan…dan START cari solusi BERSAMA hal tersebut di sampaikan oleh Direktur bank sampah PANATA BUMI.
Beberapa hasil Diskusi bulanan Komunitas Penggiat Lingkungan Hidup Kec. Banjarharjo :

Resume …

1. Regulasi dan semua aturan SDH ada, tinggal keseriusan pemerintah kabupaten dan desa merealisasikan anggaran bangunan dan prasarana pengelolaan sampah dari TPS tingkat desa, TPS dikecamatan sampai ke TPA. Di kota.
2. Tinggal keseriusan desa dan keberanian dalam menata, memploting anggaran untuk infrastruktur bangunan dan prasarana pengelolaan sampah yg sangat penting dan dibutuhkan saat ini.
3. Sudah ada fasilitas bangunan TPS dan prasarana di desa tapi blm serius dalam mengeluarkan operasional harian yg besar dari kegiatan ini.
4. Belum ada referensi desa mana yg SDH berhasil dan menjadi acuan bagaimana cara mengelola sampah secara efektif dan murah bagi desa untuk memulai dan berpikir management sampah ini.
6. Susah mencari tenaga kerja atau anak muda yg mau bergelut di sampah, karena gengsi dan upah gaji lebihkecil atau sedikit dan tidak memadai dibanding gaji atau upah mereka diperantauan.
7. Desa masih sebelah mata, memandang persoalan sampah, blm mjd perioritas pekerjaan dan anggaran. Asyik dgn proyek infrastruktur lain yg sekali habis dan menguntungkan
daripada harus berpikir keras ttg penanganan dan pengelolaan sampah yg ribet dan tidak menguntungkan apa apa dan jangka waktu panjang.
8. Banyak Anak muda yang ingin bergerak namun tidak punya kuasa dan akses ke desa, sebab blm bisa dipercaya menggunakan anggaran, juga harus dilihat dulu management pengelolaannya juga legalitasnya, mereka hy py niat semangat namun padam, berhenti ditengah dijalan, pemdes blm sadar potensi anak muda.
9. Pembuatan TPS, Tempat Pembuangan sampah sementara membutuhkan tanah milik desa, sementara tidak semua desa punya.
10. Warga sebenarnya sadar namun karena lokasi yg jauh untuk membuang sampah dan tidak adanya TPS disekitar gang dan kampung mereka.
11. Sudah ada dan berjalan bank sampah namun dibiarkan mati suri karena tidak adalagi suport dana dari BUMDES atau karena kwatir uang akan hilang dan tidak kembali
12. Anggaran membuat gedung dan prasarana lengkap mesin pengolahan sampah sangat mahal 300 – 500 juta lebih, blm operasional, Dana desa akan tersedot habis, sehingga seharusnya bertahap dan jangka panjang.
13. Munculkan pihak ketiga, minta CSR atau dana bina lingkungan dari perusahaan swasta dan pengusaha sukses dari desa, keberanian dan kelincahan pemdes untuk bisa menarik dana dari anggaran kabupaten provinsi dan nasional, faktor lobi dan kedekatan yg bisa membuat itu lancar.

Pemikiran generasi milineal
Generasi yg tidak hanya pintar berteori saja tapi kerjakan yang kamu bisa dan mampu.

Inilah beberapa hasil diskusi dari penggiat lingkungan hidup Banjarharjo..

Tidak sederhana yang anda bayangkan,, bukan hanya modal dan bak sampah, pembakar sampah…..

Tetapi sesungguhnya niat dan kesungguhan dari kita untuk melestarikan dan mencintai lingkungan..dan tidak membuang sampah sembarangan …

Jangan berharap lebih dari pemerintah, tapi keinginan , kesadaran dan kepedulian yang tuluslah untuk tidak merusak alam ini, menjadi pribadi yg sadar lingkungan dan bisa menjadi contoh untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Kami penggiat lingkungan kecamatan Banjarharjo, siap menjadi partner dalam pengelolaan sampah di desa, ada yg py pengalaman 3-5 THN di bank sampah, dan TPS 3 R, study banding pengelolaan sampah dgn jaringan komunitas luar daerah, dan program pemberdayaan warga, daur ulang sampah,,,SDH melakukannya dan bermitra dgn dinas terkait..silahkan bisa bergabung bersama kami di sini.

Untuk kemajuan Banjarharjo tercinta. ( Djunaedi)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.