“Saya bukan Bos nya. Hanya mewakili saja. Kami memang sudah kena pinalti. Besok selesai. Nanti saya sampaikan ke Bos,” ucap Anton di ujung telepon selulernya, Rabu (1/11/2023) siang.
Dua hari kemudian, Jumat (3/11/2023) siang, awak media ini kembali ke proyek itu. Tampak pembangunan masih berlangsung. Coba dihubungi Anton, dia tidak menjawab.
Dipertanyakan kepada pekerja yang ada, dimana keberadaan Konsultan Pengawas? Para pekerja senada menjawab jarang di tempat.
“Konsultannya pak Ridwan. Jarang ada dianya,” tutur para pekerja senada dan enggan sebut nama.
Demikian Civitas Sekolah yang ditemui, sebut menyayangkan lambannya pembangunan tersebut. Hal serupa, orang tua murid ternyata merasakan kerugian karena anaknya belajar daring dan tidak bersekolah.
“Sangat kecewa. Anak tidak sekolah, kita orang tua kan repot,” ungkap orang tua yang datang ke sekolah hari itu demi mencari tahu kapan anaknya mulai bersekolah lagi.
Tempat terpisah, PostKeadilan coba konfirmasi Sekretaris DCKTR, Benny. “Kalau hal itu, saya kurang paham. Coba hubungi pak Pranoto. Nanti saya kirim nomor kontak nya,” sebut Benny, Jumat (3/11/2023) sore.
Sejurus kemudian, awak media konfirmasi Pranoto. Hingga berita dilansir, Pranoto tidak beri jawaban. Malah nomor kontak awak media ini diblokir. Bersambung.. (Simare/Tim)