Batanghari,Post keadilan.-Sejumlah tenaga pendidik di SMPN 3 Batanghari merasa geram. Pasalnya, rehab gedung sekolah yang menelan anggaran hampir Rp 900 juta ini menyisakan persoalan.
Rehab ruang belajar SMPN 3 dikerjakan oleh CV. Mitra Utama, menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021.
Ada beberapa pekerjaan yang sengaja ditelantarkan oleh pemenang tender inisial M, diantaranya 16 buah jendela ruang kelas yang tampak terbuka tanpa kaca.
Menanggapi hal ini, Wakil Kepala bagian Humas SMPN 3 Junaidi, meminta agar pemilik proyek rehab gedung sekolah tersebut dapat bertanggung jawab.
“16 buah jendela ini tidak ada kacanya, semuanya pecah sama tukangnya waktu nurunin kayu, sudah saya bilang sama kontraktornya untuk diperbaiki tapi sampai sekarang tidak ada tindakan,” kata Junaidi, Rabu (6/4/22).
Junaidi menegaskan, kontraktor rehab gedung ini menyangkal perbaikan jendela yang pecah tidak masuk dalam daftar kegiatan renovasi.
“Saya bilang sama dia, katanya tidak masuk dalam perbaikan, darimana datangnya tidak masuk jelas – jelas tukang dia yang mecahin,” ujarnya dengan nada kesal.
Waka humas ini mengakui sudah melaporkan masalah tersebut ke Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar (Pemdikdas) Ahmad Yani, pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batanghari.
Menurutnya, pihak dinas yang ditunjuk sebagai pengawas pekerjaan mampu menegaskan pihak kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Namun laporan tersebut terkesan diacuhkan karena hingga kini kerusakan tak kunjung diperbaiki.
“Sudah saya kasih tau sama pak Yani, tapi sampai hari ini belum ada kejelasan,” pungkasnya.(Ali kucir)