Bogor, PostKeadilan – Ironis, sekolah yang punya nama besar sekelas SMK PLUS ditenggarai menahan Ijazah siswa tidak mampu.
Hal ini terjadi di SMK PLUS PELITA NUSANTARA yang berada di Kelurahan Ciriung Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.
Baca Juga : Pimpinan & anggota beserta seluruh jajaran DPRD Kab Bogor.selamat memperingati Maulid Nabi.
Drs.Iyan Supiyan M.Pd ketika dikonfirmasi, sebut tidak ada menahan Ijazah. “Kami tidak pernah menahan dan orang tua pun blm pernah minta. Justru malah orang lain yg datang,” tulis Iyan menjawab via WhatsApp (WA), Senin (15/11/2021) siang.
Sejurus kemudian, Lina, ibu dari orang siswa itu datang ke sekolah sesuai permintaan Iyan. Namun apa dikata, Lina keluar ruangan Kepala Sekolah dengan hampa tangan.
“Dia (Iyan) minta saya menghadirkan suami. Sementara suami saya bekerja, lagi di luar kota. Tapi beliau tetap bersikukuh agar suami saya harus hadir,” ujar ibu 4 anak ini sedih.
Sebelumnya kepada wartawan, Lina bercerita tentang ketidakmampuan membayar tagihan/biaya yang tertunggak. “Karena permasalahan ekonomi masa Pandemi, kami belum mampu bayar. Sementara anak saya sangat butuh ijazah buat bisa lamar kerja,” jelasnya.
Awak media ini pun coba masuk untuk temui Iyan, sejumlah Satpam dan Pegawai yang bertugas di sekolah itu menghalangi. “Tidak boleh,” ucap mereka senada.
Melihat kejadian, Tina, wartawan Warta Sidik mengingatkan Satpam. “Didalam kami dihalangi, Bapak juga menghalangi. Memofo harus minta ijin apa. Ini kan sekolah, dunia pendidikan,” sebut Tina. Satpam dan pegawai tetap tidak mengijinkan masuk ke ruangan Kepala Sekolah.
Kembali ke Iyan, katakan tidak berhak menahan Ijazah. “Kami tidak berhak menahan Ijazah. Saya tadi sudah sepakat dengan ibu itu. Kan menghadirkan suaminya,” kilah Iyan diujung telepon seluler miliknya.
Mendengar itu, Lina langsung bantah. “Tidak ada kesepakatan saya begitu. Saya tadi bertanya, apakah harus seperti itu. Dan pak Iyan bilang iya,” beber Lina.
Iyan mendengar suara Lina demikian, berdalih lagi. “Kalau suami istri datang, kami akan kasih. Selesai.,” imbuhnya.
Masih kata Iyan, dirinya tidak kawatir manakala kejadian tersebut diangkat wartawan. “Silahkan kan rekam, beritakan saja. Pak Dedi (Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat) itu teman saya, murid saya malah,” katanya dengan lantang diujung telepon seluler miliknya.
Wartawan pun konfirmasi Dedi Supandi tentang pernyataan Iyan. “Apa hubungan dengan saya. Kalau urusan penahanan Ijazah, cukup diselesaikan sampai KCD saja. Maaf saya lagi di Papua,” tegasnya.
Diberitahu ke Iyan bahwa orang tua masih menunggu kebijakan, Iyan tetap pada pendiriannya. “Suaminya datang, kami kasih ijazah nya,” pungkasnya. Bersambung.. (Simare/Tim)
Ah … emang gak niat bayar aja kali, banyak juga kok anak pemulung yang sekolah di swasta tapi karna niat orang tua, usaha orangtuayang sungguh2 bisa melqkukan kewqjiban membayar sekolah, ini mah otang tuanya aja yang memanfaatkan pandemi jadinya pengen gratisss …. , itu sekolah swasta ada guru dan karyawan yang harus digaji coba bayangin ada 30 orang kayak ibu yang punya tunggakan bejibun dqn gak bayar2 gutu dan karyawannya mau gajian pakai apa …. mikirrrrrr .
Ehm …. jaman sekarang kencing di pom bensin aja bayar …. ini = pengen Hak terpenuhi, Kewajiban Masa bodo, sekolah swasta sudah memberikan kewajibannya memberikan pendidikan yang layak, hak mereka ya dibayar, hak siswa sudah di terima menerima pendidikan dan fasilitasnya dengan layak dan baik, kewajiban orang tua ya bayarr … gimana pun caranya mau cicil kee atau gimana ya bayar … jangan pengen haknya aja dong …. wkwkwkwk