Medan, PostKeadilan – Beginilah NASIB warga masyarakat tidak mampu yang suka disebut MISKIN. Karena tak punya uang, tertahan di RSUP (Rumah Sakit Umum Pemerintah) Adam Malik.
Hal itu dituangkan Oktoberliana Aritonang pada akun Facebook miliknya.
“Pasien adalah KORBAN dari PENGURANGAN kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang tanpa sepengetahuan masyarakat itu sendiri bahwa KIS mereka sudah TIDAK DI AKTIFKAN oleh PEMERINTAH. Jangankan meminta bantuan untuk PERUT karena dampak COVID, KIS yang sudah di beri di Stop,” tulis Liana, panggilan akrab Oktoberliana Aritonang.
Lina menyebut mereka (warga tak mampu) memang LAYAK mendapatkan KIS untuk memperpanjang NYAWA.
“Walaupun memiliki Kartu SAKTI KIS dari APBN, tidak MENJAMIN kita bisa BEROBAT GRATIS ke RSUP H. Adam Malik MEDAN. Dan sering menjadi ‘JEBAKAN’ terhadap Masyarakat MISKIN. Ini lah yang di alami bapak Taman Surbakti,” cerita Liana kepada PostKeadilan via chat WhatsApp, Jumat, (24/4/2020) siang.
Penjelasan Liana, pasien warga Desa Kuta Limbaru dusun 2 Kec.Kuta Limbaru Kab. Deli Serdang itu datang ke RSUP. H. Adam Malik pada tanggal 9 April 2020. Dengan keluhan anak nya bernama Elsa br Surbakti (9), setiap makan dan minum selalu muntah² dan merasa Nyeri di Perut. Puskesmas merujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan.
Di ruangan IGD keluarga pasien serahkan seluruh berkas² diri termasuk kartu KIS yang dimilikinya.
“Kesokan harinya kepala perawat katakan Kartu KIS nya sudah Mati (Tidak Aktif lagi). Disarankan mengurus KIS nya ke BPJS dan Dinsos Deli Serdang agar di aktifkan kembali,” bebernya
Mendengar Saran tersebut, orang tua Elsa pergi ke Dinsos Deli Serdang dan BPJS. Kan tetapi alami kebuntuan alias tidak ada SOLUSI. Elsa pun terdaftar pasien UMUM.
Entah bagaimana, pihak RS Adam Malik mengatakan bahwa dokter telah memperbolehkan pulang. “Sementara hasil baca foto rongen perut, terdapat Benjolan di dalam perut. Mungkin karena mereka pasien UMUM dan dianggap tdk Mampu untuk bayar biaya RS sehingga mereka disuruh pulang,” tuding Liana.
Mirisnya, lanjut Liana. Keluarga pasien hendak pulang pun tetap tertahan. Pasalnya, pihak RS menagih bon biaya selama perawatan.
“Mereka tidak ada uang. Sampai sekarang masih TERTAHAN di Ruangan RSUP H.Adam Malik Medan. Harapan ada uluran tangan para Dermawan untuk membantu mereka,” ucap Lina.
Awak media ini melanjutkan informasi tersebut kepada Kapoldasu, Irjen Pol. Drs. Martuani Sormin, M.Si. Sejurus kemudian hari itu juga, pihak Polda kunjungi keluarga pasien.
“Terimakasih ya bang. Kami sudah dikunjungi pihak Polda kemarin. Kini biaya pengobatan pasien sudah ditangani. Salam Terimakasih buat atensi dan bantuan bapak Kapolda,” kata Liana bernada haru di ujung telepon selulernya, Sabtu (25/4/2020). (Simare)