“Ciri khas generasi Z mencakup kemandirian, toleransi dan individualisme, karena interaksi sosial mereka lebih sering terjadi secara online daripada di lingkungan keluarga. Mereka menunjukkan perhatian terhadap prestasi akademik, sehingga peran sekolah menjadi sangat penting dalam membentuk karakter mereka,” ungkapnya.
Prof Agus berharap pengetahuan yang diperoleh dari workshop ini dapat diimplementasikan secara efektif oleh para guru BK di sekolah masing-masing, untuk mendukung perkembangan lebih baik bagi para anak didik.
Narasumber workshop, dr Elvine Gunawan SpKj mengungkapkan keunikan generasi Z mencakup berbagai aspek yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Mereka memperlihatkan ketidakpedulian terhadap proses, terutama dalam konteks kesejahteraan mental.
“Dampak media sosial pada generasi Z juga sangat signifikan, di mana mereka aktif mengakses informasi dan menangani berbagai masalah secara mandiri melalui platform online,” terang psikiater sekaligus founder Mental Hub Indonesia ini.