dr Elvine melanjutkan, guru BK pada masa kini menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi, seiring dengan tuntutan untuk menyediakan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan generasi Z.
“Data menunjukkan bahwa 57 persen dari gen Z mengalami trauma terkait lingkungan dan isu sosial, dengan fokus utama pada dinamika keluarga sebagai karakter sulit yang seringkali menjadi permasalahan,” paparnya.
Ia menambahkan pentingnya pengalaman masa kanak-kanak sebagai penentu regulasi pertumbuhan individu menjadi isu sentral. Hal itu dapat mempengaruhi apakah generasi Z akan mencapai perkembangan yang sehat atau menghadapi hambatan tertentu.
“Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap isu-isu ini menjadi kunci, termasuk pembelajaran nilai-nilai gentleman yang dapat membimbing perjalanan kehidupan mereka,” tuturnya. (dr/Rz/REDAKSI)