Lanjutnya, “belum lagi ratusan hektar areal pertanian di Kecamatan Legonkulon pasti akan terendam banjir dampaknya bisa gagal panen di 7 (tujuh) desa, karena desa Karangmulya adalah wilayah paling awal untuk akses masuk ke Kecamatan Legonkulon,” ujarnya.
“Jadi kalau di sini terjadi tanggul jebol maka, wilayah Kecamatan Legonkulon semuanya akan terendam,” ungkapnya.
“Kami mewakili masyarakat desa Karangmulya dan desa – desa lainnya, khususnya desa – desa di Kecamatan Legonkulon sudah melakukan berbagai upaya, dan langkah-langkahnya kepada masing-masing instansi terkait, atau yang berkewenangan untuk segera membangun tanggul di wilayah Desa Karang mulya yang dilalui sungai Sungai Cipunagara secara permanen tapi hingga sekarang tanggul permanen belum dibangun,” imbuh Sekdes Karangmulya.
“Kekhawatiran Kami adalah ketika naiknya debit air ini mencapai ketinggian hingga 6,5 – 7 meter, semua masyarakat harus segera diungsikan,” tukasnya.
“Kami berharap penanganan secara serius dari pihak OP 2 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) agar segera di realisasikan agar jangan sampai terjadi jebolnya tanggul,” tandas Komarudin.
Ditempat yang sama, Camat Legonkulon, Drs. Aet Rudiatna, M.Si pun meminta kepada pihak BBWS agar segera dibangun tanggul Sungai Cipunagara secara permanen, untuk mengantisipasi jebolnya tanggul.
Salah satu warga bernama Reni yang tinggal di kampung Anjun Desa Legon Kecamatan Legon, mengharapkan pemerintah segera membangun tanggul secara permanen, “Saya juga sangat khawatir dan was-was Bang, karena bisa berdampak imbasnya ke kita dan bisa terisolir jadinya, tolong.. Pak Jokowi..tolong pak Presiden,” ucap Reni dengan wajah yang penuh harapan kami takut bencana longsor dan banjir menimpa warga di sini,” harapnya. (Red)