Karawang, PostKeadilan – Pasca acara Tafakur Alam, Santunan Yatim Piatu dan Penanaman Pohon, Sabtu dan Minggu tanggal 23-24 Desember 2017 yang dilaksanakan oleh komunitas Pencinta Alam Rawasapi ROGAYE yang diketuai Catur bekerjasama dengan TAGANA Kota Bekasi diketuai oleh Roby, MAPAN (Masyarakat Perduli Anti Narkoba) yang Ketua Umumnya PSF Parulian H, juga hadir Ketua Umum AMPHIBI (Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia) Agus Salim Tanjung So,si.
Dalam perhelatan acara, Ketua Umum AMPHIBI Agus Salim pada Sabtu (23/12/2017) sore mendapat info tentang
memprihatinkannya sepanjang jalan raya pangkalan menuju puncak gunung Sempur Karawang dari peserta yang ikut acara di puncak gunung Sempur Karawang itu.
Lokasinya berada di kota Karawang tampak terlihat dari atas puncak Gunung Sempur. Peserta itu menunjukkan tangan kearah bawah lokasi kota Karawang. “Didaerah itu ada kawasan industri yang setiap melakukan pembakaran mengeluarkan asap hitam tebal,” kata dia menjelaskan kepada ketua umum AMPHIBI, Agus.
Esok harinya setelah acara yang digelar Sabtu dan Minggu tanggal 23-24 Desember 2017 tersebut selesai maka rombongan bersama-sama pada Minggu siang jam 11.00 turun dari puncak gunung Sempur menuju pulang dengan berkonvoi.
Saat tiba di jalan raya pangkalan Karawang terlihat asap hitam pekat menyelimuti perbukitan dan jalan raya tersebut.
Karena melihat gumpalan asap hitam tebal yang bersumber dari berbagai lokasi, maka Team AMPHIBI bersama Team MAPAN memisahkan diri dari rombongan konvoi.
Tiga kendaraan terpisah dari iringan konvoi yaitu kendaraan operasional Lembaga AMPHIBI dan Kendaraan operasional Lembaga MAPAN serta 1 mobil sedan Honda City yang didalamnya terdapat rombongan Lembaga AMPHIBI.
Setelah menemukan sumber asap hitam pekat ternyata dari industri pembakaran batu kapur.
Tampak jelas gumpalan asap hitam pekat yang bersumber dari puluhan lokasi yang tidak begitu jauh jarak satu sama lain.
Sebagai lembaga yang terpanggil spesialis di lingkungan hidup, Team AMPHIBI pun melakukan tugasnya dengan turun langsung ke lokasi Pembakaran Batu Kapur tersebut.
Turun dari kendaraan operasional, terlihat rombongan kambing sedang makan rumput yang warnanya telah berubah hitam dekil diseputaran pembakaran tersebut.
Seluruh bulu kambing tersebut pun terlihat hitam kumel mirip seperti gembel yang selama ini sering kita lihat dijalanan.
Team AMPHIBI yang langsung dikomando Ketua Umum Agus Salim bersama Ketua Umum MAPAN Bung PSF Parulian ambil sikap memfoto dan merekam kejadian.
Terlihat tumpukan limbah bahan berbahaya dan beracun berserakan diantaranya kemasan terkontaminasi B3, work rool, busa peredam yang mengandung asbes, sepatu karet yang tercampur oli, ban bekas dan bermacam jenis limbah bahan berbahaya dan beracun B3 ada dilokasi tersebut.
“Kuat dugaan kami bahwa berbagai macam jenis B3 yang dijadikan sebagai bahan bakar untuk pembakaran batu kapur ini didapat dari industri-induatri penghasil limbah B3 yang berada dikawasan Karawang dan Jababeka,” terang Agus kepada PostKeadilan.
“Hal ini tidak bisa dibiarkan berlanjut, dampak dari pencemaran lingkungan yang terjadi mulai dari asap hitam pekat dan limbah dari industri penghasil B3 yang digunakan sebagai bahan bakar diduga kuat tentunya tidak memiliki izin,” tuding dia.
Kami akan menindak lanjuti dan menyurati Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota Karawang dan Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan,” pungkas Agus. Bersambung…………………………..(Tim)