Postkeadilan. Batanghari – Saat pidato dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kabupaten, Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief (MFA) sampaikan keluhan masyarakat akibat Lalu Lintas Angkutan Batubara kepada Perwakilan Eksekutif dan Legislatif Provinsi Jambi.
Fadhil sangat berterima kasih atas kehadiran Para petinggi dari Pemprov Jambi, bersamaan dengan itu Bupati juga menjadi penyambung lidah dari keresahan masyrakat Batanghari.
“Kepada ibu perwakilan dari Pemprov Jambi kebetulan juga ada anggota DPRD Provinsi Jambi masyarakat Batanghari sudah cukup menderita akibat dari lalu lintas angkutan Batubara”, ucap Fadhil.
Sambungnya “saya beberapa kali rapat bersama Forkopimda kebetulan ada Ketua DPRD dan Kapolres Batanghari, kita tidak menginginkan ada konflik horizontal akibat antrian angkutan batubara yang melintasi di kabupaten Batanghari. Kamis, 10/03/2022.
Dijelaskan Bupati Batanghari lagi, ada ruas jalan Muara Bulian-Muara Tembesi yang tidak mempunyai jalan alternatif, sebagian nanti kita akan buatkan jalan alternatif tersebut pada tahun ini, akan tapi prosesnya itu akan memakan waktu yang cukup lama dan saya meminta agar Pemprov Jambi membuat titik henti baru bagi angkutan Batubara.
“Kita minta titik cegatnya tidak lagi di simpang tiga BBC Muara Bulian tapi dibagi dua, satu di Selat Pemayung satu lagi di Panerokan. Ruas jalan dari Bulian sampai selat itu hampir 35 Km, Mobil angkutan batubara bersama CPO dengan jumlah hampir 6.000 kalau panjang 1 mobil 6 meter sehingga perlu jarak 36 KM untuk berbaris dijalan itu makanya ketemu. Sedangkan di Bulian-Tembesi ada tiga baris, karena jalan Bulian-Tembesi hanya 15 KM terpaksa di double kan barisannya. Mungkin kawan-kawan DPRD tolong suara kami disampaikan ke Pemprov Jambi”, pinta Bupati MFA.
