Ambu Anne juga kembali mengingatkan agar para siswa juga harus bisa tetap menerapkan protokol kesehatan, tidak boleh ada yang melanggar, sebab dunia pendidikan harus menjadi yang terbaik dalam penerapan prokes sebagai contoh untuk keluarga dan masyarakat.
Dalam agenda tersebut, Ambu Anne juga memberikan bantuan program Beas Kaheman secara simbolis kepada siswa yang kurang mampu, dimana beras ini berasal dari sumbangan para siswa yang mampu sebanyak satu gelas setiap siswanya.
Usai giat di SMPN 1 Pasawahan, Bupati Purwakarta melanjutkan agenda untuk menyaksikan ajang kreativitas dari para guru dan siswa di SMPN 1 Bungursari, yaitu membuat batik ecoprint.
Kerajinan batik tersebut dibuat tanpa menggunakan zat kimia. Semuanya dibuat dari bahan-bahan alami, pewarnanya juga alami. “Prosesnya luar biasa, ini adalah yang pertama di Kabupaten Purwakarta. Pemerintah akan support ini melalui Dinas Pendidikan,” kata Ambu Anne.
Kedepan, kita rencanakan juga agar dibuatkan ruang produksi yang representative agar produksinya lebih banyak dan lebih maksimal.
“Tentu kita juga bantu dalam hal pemasarannya melalui Galeri Menong dan juga gerakan-gerakan kita dalam upaya pemulihan ekonomi daerah. Terimakasih kepada para guru, tutor, kepala sekolah dan tentu saja Dinas Pendidikan yang telah menghasilkan industri kreatif yaitu batik ecoprint di SMPN 1 Bungursari,” kata Ambu Anne.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto mengatakan bahwa batik ecoprint adalah salahsatu produk hasil implementasi program Tatanen di Bale Atikan.
Menurutnya, melalui program ini, Disdik mendorong setiap sekolah mempunyai keunikan dan keunggulan masing-masing sesuai potensi yang dimiliki oleh sekolah.
“Hal demikian tidak lepas dari visi Sekolah Merdeka berkreasi dan produksi, selain menyadarkan kesadaran hidup ekologi, Program Tatanen di Bale Atikan berorientasi pada bagaimana siswa kita kreatif dan produktif disekolahnya masing-masing. Hari ini kita menyaksikan betapa hebatnya SMPN 1 Bungursari,” demikian Purwanto. (Christ)