Jakarta, Post Keadilan – Semangat pemerintah menggerakkan revolusi industri 4.0 nyaring terdengar. Sayangnya, tidak semua pemangku jabatan di negeri ini tahu benar soal revolusi industri 4.0. Bahkan, cara mereka memperlakukan kaum intelektual atau ilmuwan masih berfaham pada era siti nurbaya.
Contohnya, nasib miris itulah yang kini menimpa Muhammad Ja’far Hasibuan, ilmuwan muda asal Sumut yang berhasil menggoncang dunia internasional lewat penemuannya yang spektakuler yakni, Obat Kulit Bagi Manusia dan Hewan Luar dan Dalam.
Saat dia berhasil mengalahkan ratusan negara dalam kompetisi di China Shanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) dan WIIPA Special Award World Invention Intelectual Property Association para ilmuwan dunia berdecak kagum atas penemuannya itu.
Atas prestasi ini, di negara orang Ja’far diapresiasi dan di hargai, sementara dinegeri sendiri Ia merasa diabaikan, padahal Ia telah berhasil menyumbangkan medali emas dan WIIPA Special Award bagi Indonesia.
Saat pulang ke Indonesia, setelah Ja’far mengalahkan 193 negara dalam ajang paling bergengsi itu, tak ada sambutan istimewa bagi pemenang Santri Enterpreners itu.
“Di negeri ini sepertinya orang yang berprestasi kurang dihargai dan dibantu. Sementara anak pejabat nikah saja diberi bantuan dan hadiah,” keluhnya.
Sebelumnya, Ja’far Hasibuan sempat bertemu Gubernur Sumut Eddy Rachmayadi. Pada Senin, 20 Mei 2019 lalu Ia diterima di ruang kerja lantai 10 kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Dipenegoro No 30 Medan.
Pada saat itu, dirinya teringat apa yang telah diucapkan Gubsu yang berjanji akan memberikan bonus bantuan prestasi, yakni akan mengurus semua pengurusan izin karya temuannya tersebut, karena sudah berhasil mengharumkan nama baik Sumatera Utara di tingkat Internasional atau pun dunia.
Edi Rachmayadi merasa bangga, dikarenakan prestasi sangat luar biasa tersebut, begitu mengharumkan nama bangsa Indonesia di level dunia.
Pada audiensi itu juga, Gubsu berjanji untuk pengembangannya mulai dari mengurus hak paten, merek dan biaya dari Balitbang Sumut. Serta akan membantunya melalui bonus hadiah juara dunia dari Dinas Pemuda Dan Olahraga Sumut dan Dinas Pendidikan Sumut karena prestasi ini membawa harum nama Provinsi Sumatera Utara di tingkat dunia.
Sayangnya, janji Gubsu ke saya belum ditepati dan saya pun pernah menemui Gubsu di rumah dinas pada suatu hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1440 H, jelas Ja’far.
Dia menambahkan, waktu itu saya memberikan undangan syukuran ukir prestasi dunia diadakan 5 Syawal 1440 H kepada Gubsu dan mengingatkan tentang yang sudah dijanjikan, tapi waktu tidak bisa bertemu, hanya di sampaikan lewat ajudannya, pak Dayat.
Ajudan Gubsu itu lalu bilang ke saya di suruh jumpai Dinas Pemuda Dan Olahraga dan Balitbang, terangnya.
Melalui surat yang dirilis ke media ini, Muhammad Ja’far Hasibuan berharap, agar kiranya Gubsu menunaikan janjinya, agar kebutuhan untuk meningkatkan prestasi lebih ditingkatkan lagi.
Ilmuwan tersebut membandingkan apresiasi Kapoldasu dan Kejatisu dengan Gubsu tersebut. “Alhamdulillah Bapak Kapolda dan Bapak kepala Kejatisu memberikan apresiasi dan tidak berbelit belit langsung di tunaikan bantuan prestasi itu,” ujarnya.
“Harapan saya kepada masyarakat Sumatera Utara memohon doanya dan dukungannya agar secepatnya direalisasikan janji gubsu itu,” ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Ja’far, pihaknya bisa mengembangkan produk yang terbuat dari udang khas Pesisir Selatan Malaka yang di sana dikenal sebagai Udang Halus Kecil Segar yang berhabitat di bawah hutan bakau tersebut.
Menurut Ja’far, di wilayahnya banyak terdapat udang jenis itu.
Menurut Ja’far inovasinya itu bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta luka di kulit. Uji coba pada manusia yang terkena luka benda tajam, secara positif dapat menyembuhkan rasa nyeri dalam dua jam, katanya.
Dia berharap inovasinya itu dapat didukung oleh pemerintah. Dia juga berencana untuk mempatenkan inovasinya itu supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Ja’far berharap jika inovasinya ini bisa berkembang, karena bisa memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia dan bisa dipasarkan ke seluruh dunia.
“Kalau ini berkembang nanti, ini kan dapat berguna untuk masyarakat Indonesia dan bisa dipasarkan ke seluruh belahan dunia. Otomatis kan ada manfaatnya juga kan,” ujarnya.* ( Paulus )