Direktur Keuangan IPB University, Dr Indah Yuliasih juga mendukung rencana mata kuliah berbayar ini. “Bahkan perlu dikaji secara mendetail hal-hal apa saja yang perlu dikompensasi dari kegiatan perkuliahan ini, sehingga besaran biaya per satuan kredit semester (SKS) yang ada di ICE Institute akan lebih sesuai,” ulasnya.
Sementara itu, Direktur DTPTP IPB University, Ir Lien Herlina, MSc menyampaikan bahwa, kepentingan ICE Institute sangat sejalan dengan tujuan dari IPB University untuk mengembangkan Massive Open Online Courses (MOOCs) yang fully self-paced.
“Saat ini IPB University sedang mempersiapkan mata kuliah yang dapat diambil secara daring mandiri oleh mahasiswa.” Lebih lanjut Lien mencetuskan adanya Virtual Education atau Virtu-Edu IPB University yang akan menjadi embrionya IPB MOOCs LMS moodle.
Pada akhir diskusi, Basuki Hardjojo selaku pengelola ICE Institute mengingatkan bahwa mata kuliah dasar umum (MKDU) ada baiknya juga diletakkan di ICE Institute, karena MKDU akan memudahkan beberapa perguruan tinggi yang kesulitan dalam menyelenggarakan MKDU secara mandiri.
Dr Kaswanto, selaku PIC Manajemen IPB University untuk ICE Institute dengan tegas menyampaikan, untuk semester genap 2023/2024 ini (Batch 6), IPB University berencana untuk menempatkan sepuluh mata kuliah dan minimal dua mata kuliah internasional pada platform ICE Institute.
“Kesepuluh mata kuliah ini berasal dari 37 mata kuliah Compulsory Competitive Kolaboratif Embrio MOOCs (CCKEM) yang telah melalui proses seleksi dan kompetisi pada semester sebelumnya,” tandasnya. (*/Rz/REDAKSI)