Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BogorHeadline Newspendidikan

FPIK IPB University Gandeng Wageningen University Kembangkan Riset Resiliensi Ekosistem Laut di Indonesia

1
×

FPIK IPB University Gandeng Wageningen University Kembangkan Riset Resiliensi Ekosistem Laut di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Postkeadilan, Bogor. Terletak di kawasan segitiga terumbu karang atau Coral Triangle Area menjadikan Indonesia sebagai negara dengan biodiversitas laut yang kaya di dunia, khususnya terumbu karang. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Dr Lisa Becking, seorang pakar biologi laut dari Wageningen University and Research (WUR) saat kunjungannya ke Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, (8/11).

“Wilayah Kepala Burung (Bird’s Head Seascape) Papua Barat, Indonesia merupakan salah satu ekosistem dengan terumbu karang terkaya di dunia,” ujarnya.

Kedatangan Dr Lisa ke FPIK IPB University ini bukan yang pertama kali. Namun spesialnya, selain melakukan kunjungan, kali ini ia turut memberikan kuliah umum terkait resiliensi ekosistem laut di Indonesia.

Dr Lisa dan tim yang tergabung dalam program INREEF, sebuah program interdisipliner untuk membangun resiliensi kawasan lindung laut (MPA) di kawasan pariwisata, telah melakukan serangkaian penelitian telah di kawasan Raja Ampat terkait terumbu karang.

“Ekosistem laut khususnya terumbu karang sudah terdegradasi akibat adanya berbagai stressor yang datang dari alam maupun lingkungannya, salah satunya aktivitas manusia dan kegiatan pariwisata,” ungkap Lisa.

Menurutnya, sebanyak 50 persen terumbu karang dunia telah hilang karena perubahan iklim global dan tekanan lokal akibat penangkapan ikan dan polusi. Aktivitas manusia dan pariwisata pun turut berkontribusi dalam degradasi terumbu karang. Ia menyebutkan bahwa dengan mengurangi stressor lokal yang berasal dari komunitas lokal, resiliensi terumbu karang yang tersisa masih dapat diperkuat.

“Kita bisa me-manage stressor yang datangnya dari komunitas lokal. Hal ini sangat mungkin dilakukan dan ini merupakan sebuah harapan. Tidak mungkin kita me-manage perubahan alam seperti perubahan iklim,” jelasnya.

Berawal dari ketertarikannya dalam mengamati bagaimana spesies komunitas karang mampu beradaptasi dalam menanggapi perubahan lingkungan, membawa Dr Lisa untuk melakukan riset di kawasan Kepala Burung Papua, khususnya di ‘danau laut (marine lakes)’.

Ia pun mencoba memadukan berbagai disiplin ilmu yang berbeda tentang interaksi dan dinamika sistem sosial-ekologi lokal untuk mengidentifikasi cara membangun resiliensi terhadap ancaman saat ini, seperti perubahan iklim dan peningkatan pariwisata.

Bersama dengan tim ilmuwan, konservasionis dan pembuat kebijakan yang beragam, Dr Lisa mengumpulkan pengetahuan lokal dan pengukuran ekologis untuk mewujudkan pengelolaan konservasi yang sehat dan berbasis ilmu pengetahuan.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.