Bekasi, PostKeadilan – Disinyalir seorang siswa SMK Hang Tuah jurusan Pelayaran, FS (20) yang telah menghamili wanita inisial JPS (19), FS enggan bertanggung jawab atas perbuatannya.
“Saya minta pertanggungjawaban dia (FS), malah mengelak dan melawan pak,” kata orang tua JPS di tempat kediamannya kepada PostKeadilan, Minggu (1/4/2018) lalu.
Dalam isak tangisnya, sang ibu tidak terima atas perlakuan FS demikian ‘menelantarkan anak dan cucunya pasca kelahiran pada Rabu (31/1/2018) subuh. Dimana sang bayi kini sedang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Koja Jakarta Utara.
Mirisnya lagi, keluarga FS juga tidak perduli dengan permasalahan tersebut.
“Kami sudah mencoba berulang kali temui orang tua dia (FS). Tapi tak mau ketemu. Bahkan kami sudah minta tolong kepada pak RT dan pak RW, juga tak ada jawaban. Hingga terakhir orang yang kami utus sudah ketemu. Kesimpulan bapak dia (FS) bilang tidak mau bertanggung jawab,” tutur ibu usia ujur ini.
Sejurus kemudian, awak media ini berangkat ke RS Koja Jakarta Utara. Di ruang Picu Baronang lantai 8, terlihat sang bayi usia 2 bulan itu penuh dengan selang. Ibu sang bayi, JPS terlihat telaten menunggui bayi kesayangannya. Dimana beberapa hari usai kelahiran, sang bayi mengalami sakit indikasi gangguan pernafasan.
Kepada awak media ini, JPS ceritakan perjalanan perjuangannya merawat bayinya hingga 6 kali rujukan klinik dan rumah sakit, terakhir di tempat kini dirinya menjaga sang bayi di RS Koja Jakarta Utara.
Hal pertanyaan siapa bapak sang bayi, wanita polos ini dengan tegas sebut FS. Diceritakannya bagaimana hubungan dirinya dengan FS.
“Saya pacaran hanya sama dia (FS). Kasihan anak saya kalau dia (FS) tidak tanggung jawab,” ujar JPS berurai air mata di ruang tunggu lantai 8 RS Koja Jakarta Utara, Minggu (1/4/2018) malam.
Diminta klarifikasi kepada FS dan keluarga, setelah berulang kunjungan, akhirnya orang tua FS, MS dapat di temui.
“Saya tidak ada mengajarkan anak saya berbuat demikian. Kalau anak saya berbuat, ya minta tanggung jawab sama dia saja,” ucap MS di teras rumahnya, Senin (2/4/2018) sore.
Di ingatkan bahwa sang bayi itu adalah cucunya juga, MS tetap bersikukuh pada pendirian.
“Dia (FS) lebih baik saya usir. Jangan gara-gara dia (FS), dua lagi anak saya tidak terurus,” kilah MS bernada lantang.
Hari kemudian, awak media ini telusuri keberadaan FS. Di SMK Hang Tuah Jl. Perintis Kemerdekaan Kelapa Gading Barat Jakarta Utara, guru FS, Aji akui bahwa FS sedang mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikat pelayaran.
“Dia (FS) mungkin ada di BP2IP (Badan Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran) bang. Karena dia kan lagi ngejar sertifikatnya,” jelas Aji di SMK Hang Tuah Jl. Perintis Kemerdekaan Kelapa Gading Barat Jakarta Utara, Selasa (3/4/2018) siang.
Aji yang simpati dengan kejadian yang dialami JPS dan sang bayi, berjanji akan membicarakan kepada pimpinannya.
“Nanti akan kita bicarakan dengan pimpinan sekolah ya bang,” pungkas Aji.
Hal nya FN, ketika diminta klarifikasi, via whatsapp (wa) menjawab demikian. ’(Red: JPS) aja enggak enggak bales SMS gua knapa lu ikut campur bos ku, diem aja mending mulut lu dari pada celaka ke depan nya dengan hal yang lu lakuin’ dan ‘Hanya mengingati saja ketimbang lu malu bela orang yang lebih salah dan karir lu hancur anak dan istri lu mau makan apa nanti, mending lu enggak usah ikut campur’.
Serta banyak lagi sms ‘via wa’ dari FN yang menurut pertimbangan Dewan Redaksi PostKeadilan tidak pantas untuk di publikasi.
Permasalahan ini pun telah di sampaikan kepada pihak Polsek Tambun dan Kepala Desa Mangunjaya, Idi Rohidi.
Mengenai pertanggungjawaban kehamilan, pihak Polsek Tambun beri saran agar bernegosiasi secara kekeluargaan dengan pihak keluarga FN.
Mengalami kebuntuan negoisasi, mengetahui kejadian ini, Kepala Desa (Kades) Mangunjaya, Idi Rohidi ambil sikap. Di ruangan kerja Idi, ketua RW tempat kediaman keluarga FN, Aceng panggilan akrab ketua RW ini membeberkan upaya yang telah di lakukan.
Usai pertemuan yang di hadiri orang tua JPS, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Bimaspol serta awak media ini, Kepala Desa Idi lanjutkan agar staffnya membuat surat undangan memanggil orang tua FN agar bersedia hadir pada hari Senin tanggal 9 April 2018. Pantauan awak media ini, orang tua FN tidak dapat hadir dengan alasan sibuk.
“Besok orang tuanya belum bisa hadir dengan alasan kesibukan. Kata pak Kades, akan mengundang kedua kali nya. Kita lihat saja ya..,” terang Bimaspol Mangunjaya, Larno via wa, Minggu (8/4/2018) malam.
Di hari yang sama di tempat berbeda sebelumnya, awak media ini kunjungi tempat kost FN dan JPS yang sempat tinggal selama 3 bulan.
“Iya, mereka tinggal di sini ada 3 bulan. Adik (FN) dia si Tian tinggal di sana pak,” ujar warga yang tinggal di Pekopen, Tambun itu menunjuk arah kost an, Minggu (8/4/2018) siang.
Di temui tempat yang dimaksud, ada 8 orang yang terdiri dari 6 pria dan 2 wanita yang sedang mabok-mabokan. Terlihat mata ke delapan orang itu berwarna merah dan aroma alcohol pun menyeruak di tempat itu.
“Tidak tau.. Kami tidak kenal bang,” dalih mereka.
Di ajak ibu tadi yang sebut tempat kost Tian, terlihat dari kejauahan, ada beberapa orang lari tunggang langgang. Yang tinggal hanya 3 orang pria.
“Iya, dia (Tian) tinggal di sini,” ulang ibu itu menunjuk tempat kost Tian persis di sebelah orang-orang yang kumpul itu.
“Orangnya jarang di sini bang,” sebut mereka menutup-nutupi keberadaan Tian.
Menurut pengakuan beberapa sumber, adik FN, Tian mengetahui keberadaan FN. Bersambung…………… Tim