Percut Seituan, Post Keadilan – Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan mangrove terbesar di dunia. Hutan mangrove memiliki peranan penting dan manfaat yang banyak, baik langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan sekitar khususnya bagi penduduk pesisir.
Fungsi mangrove ini menjadi penjaga pantai dari abrasi gempuran ombak di pantai. Selain itu, ekosistem mangrove adalah sebuah “rumah besar” untuk burung air kera,lutung dan biota lainnya dan juga banyak kerang dan kepiting yang bergantung hidupnya dari akar mangrove tersebut.
Hal ini dikatakan Wibi Nugraha S ditengah kesibukan dalam aktivitasnya melestarikan hutan mangrove di desa kelahiran dia di Desa Percut Kab. Deli Serdang, Senin (12/6). “Secara umum hutan bakau atau mangrove mempunyai definisi sebagai hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak di garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut tepatnya di daerah pantai dan sekitar muara sungai, sehingga tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut,” jabar Wibi.
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini.
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan dan juga ternyata pohon mangrove adalah salah satu penghasil oksigen terbesar.
Tanaman yang dikenal dengan sebutan bakau ini mampu mengurangi emisi karbon yang mengkotori udara kita.
Minimnya minat masyarakat untuk menjaga lingkungan di sekitarnya bisa jadi disebabkan kurangnya pengetahuan atas manfaat dari menjaga lingkungan. Hal inilah yang membuat Wibi Nugraha S, penggiat lingkungan rumah mangrove dan pemberdayaan masyarakat pesisir di provinsi Sumatera Utara ini turun tangan dan turut serta memberikan motivasi kepada masyarakat umum yang ingin belajar tentang mangrove.
“Saya menanam mangrove sebagai bakti kecintaan kepada ibu pertiwi dan berharap setiap pohon mangrove yang saya tanam, berdoa agar saya sehat dan berdoa agar saya bisa bertemu dengan alm adik saya leo dan alm ayah saya di surge,” ucap Wibi.
Lanjut dia, juga untuk kedepannya agar hutan mangrove yang ada di desa Percut kembali asri dan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. “Saya menanam mangrove agar lutung dan kera punya rumah juga, Saya dan teman-teman akan terus berupaya membantu masyarakat agar berupaya untuk hidup layak dengan memberi mereka semangat dan bukti nyata bahwa alam di tempat masyarakat tinggal jika di jaga maka akan mendatangkan banyak manfaat dan rezeki khususnya di desa percut ini,”pungkasnya. ( zuni )