Kalau menurut saya ini ada 3 skenario yaitu ketiga ketum parpol itu memunculkan operasi politik yang serius, karena kalau kita lihat orkestrasinya itu sangat cantik dari survei pemberitaan yang tinggi, kemudian Menteri investasi bilang ada aspirasi dari pengusaha, dilanjutkan dengan partai. Ini nampaknya ada operasi politik yang serius di hari pertama, dihari yang kedua ini hanya testing the water saja. Beberapa kali kebijakan pemerintah itu hanya testing the water itu ujicoba dulu bagaimana respon publik. Kalau respon publik positif itu lanjut, kalau menolak distop. Atau ini cuma isu skenario ketiga yaitu untuk meningkatkan elektabilitas ataupun popularitas dari ketiga ketum parpol tersebut.
Suka atau tidak suka ketika mereka berbicara seperti itu secara popularitas mereka dapet, tetapi bisa dihitung apakah berdampak positif atau berdampak negatif. Itu urusan branding politik berikutnya. Kita Prodewa dengan tegas menolak segala bentuk penundaan pemilu karena itu mengkhianati demokrasi dan nurani kita sebagai warga negara Indonesia.
Kita sebagai generasi teknologi sudah memiliki berbagai platform media sosial di Instagtam, Twitter, Youtube, TikTok, dan lain-lain melalui konten kreatif. Prodewa sudah biasa melakukan pengabdian kepada masyarakat, diskusi – diskusi ke wilayah yang paling bawah dan elit sekalipun maka sudah tepat kalau kita yang melakukan gerakan ini. Karena mahasiswa itu bisa masuk ke masyarakat dan ke elit. Buktinya hari ini kita bisa mengundang elit dan masyarakat. Saya pikir kekuatan mahasiswa perlu diorganisir secara kuat dan baik supaya bisa berjalan sesuai dengan koridornya, tutupnya”.
(Kriss News/red)