Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Headline NewsJakarta

Prodewa Bersama MPR/DPR Mengadakan “Simposium Demokrasi Dan Konsolidasi Nasional 2022” Di Jakarta

13
×

Prodewa Bersama MPR/DPR Mengadakan “Simposium Demokrasi Dan Konsolidasi Nasional 2022” Di Jakarta

Sebarkan artikel ini

Jakarta Postkeadilan Parlemen MPR/DPR bersama dengan Prodewa mengadakan simposium demokrasi dan konsolidasi nasional 2022 di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta pada hari Kamis tanggal 10 Maret 2022.

Untuk diketahui, Prodewa merupakan perkumpulan yang berpartisipasi aktif dalam bidang demokrasi di Indonesia, seperti mewujudkan pemilu yang demokratis dan berkeadilan serta memberikan rekomendasi terkait dengan persoalan kebijakan publik.

Dalam konsolidasi nasional Prodewa se-Indonesia dilaksanakan secara hybrid, baik online maupun offline dengan menjalankan protokol kesehatan 5 M dimasa ppkm level 2. Adapun dari konsolidasi nasional Prodewa ini hadir juga para nara sumber yang ahli dibidang politik adalah sebagai berikut :
– Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI)
– La Nyalla (Ketua DPD RI)
– Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi RI)
– Firli Bahuri (Ketua KPK RI)
– Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri RI)
– Haris Pertama (Ketua Umum DPP KNPI)
– Andre Rosiade (DPR RI)
– Eka Sastra (Waketum HPMI dan Kadin)
– M. Fauzan Irvan (Direktur Eksekutif Nasional Prodewa)
– Dr. Zainal Arifin (Pakar Hukum Tata Negara)
– Muhammad Isnur (Ketua Umum YLBHI)
– M. Abdul Basith (Direktur Wilayah DKI Jakarta Prodewa)
– Rusli Abdullah (Peneliti INDEF)
– Kaharudin (Korpus BEM SI)
– Dr. Ibnu Hasan (Asisten Deputi Kemenpora RI)
– Ahmad Zidni (Direktur Kebijakan Publik Prodewa)
– Fhirman Lapi (Seniman)
– Hyang Helmi (Komika)

 

Dalam pembukaan acara tersebut melalui keynote spate Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI), mendorong lembaga Progressive Democracy Watch (Prodewa) untuk mengkaji implementasi dan kualitas demokrasi langsung secara mendalam, terutama terkait dengan kontribusi sistem tersebut terhadap kemajuan bangsa Indonesia.

“Yang dapat dikaji, sejauh mana telah memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa atau jangan-jangan malah memiliki efek negatif yang lebih besar dibandingkan pemilihan melalui sistem perwakilan yang telah dilakukan jauh sebelum reformasi. Kajian bisa berpijak pada sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” kata Bamsoet.

Ia menyampaikan hal tersebut saat membuka kegiatan simposium demokrasi yang diselenggarakan Prodewa, di Perpusnas Jakarta.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.