Jakarta, PostKeadilan – Siapa yang tidak kenal Djarot Saiful Hidayat, mantan wakil Gubernur DKI Jakarta yang setia mendampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Cahaya alias Ahok. Mengganti kan jabatan Ahok (di bui atas tudingan SARA) pun, Djarot yang diangkat Gubernur DKI Jakarta tetap merendah, akui melanjutkan program kerja Ahok yang diapresiasi warga Jakarta, hingga masyarakat Indonesia bahkan dunia mengakui.
Namun sayang, politik tidak berpihak kala itu ke pasangan Ahok-Djarot dalam Pilgub (Pemilihan Gubernur) tahun 2017. Kekalahan Ahok-Djarot disinyalir akibat isu SARA yang ditebar kelompok Saracen dan demo-demo sekelompok agama yang ‘mendesak penegak hukum agar Ahok dipenjara akibat ucapannya di Kepulauan Seribu.
Ahok dipenjara, jutaan masyarakat Indonesia menangis, bahkan di negara-negara lain juga turut bersedih hati. Menggantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, Djarot memimpin aksi damai jutaan warga yang bersedih ketika itu. Masyarakat tidak terima Ahok dipenjara, namun hukum berkehendak demikian, ujar Djarot saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Djarot mengklaim bahwa 74 persen warga Jakarta puas atas kinerja Ahok dan Djarot selama menjadi Gubernur Jakarta 2012-2017. Djarot mengatakan telah bekerja maksimal untuk melayani warga Jakarta.
“Alhamdulillah tingkat kepuasan warga cukup tinggi sekitar 74 persen,” ujar Djarot saat menghadiri Kaleidoskop dan Terima Kasih Untuk Ahok-Djarot di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu, (14/10/ 2017) lalu.
Di penghujung masa jabatannya, Djarot mengatakan telah mengebut pekerjaan beberapa program, seperti Rencana Kerja Pembangunan Daerah untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2018.
Djarot pun mengucapkan terima kasih dan apresiasinya atas dukungan dari warga selama dia dan Ahok menjabat sebagai gubernur. “Terima kasih atas berbagai macam dukungan dan semangat itu,” ucap Djarot.
Acara Kaleidoskop dan Terima Kasih Untuk Ahok-Djarot itu di buat oleh relawan Ahok-Djarot untuk mengucapkan terima kasih. Persiapan acara dilakukan selama dua bulan. Jumlah panitia bersekitar 700 orang panitia dari 168 organisasi relawan.
Beberapa pesohor lain yang turut mengisi acara di antaranya, yaitu Titiek Puspa, Addie MS, Andre Hehanusa, Charles Bonar Sirait, Chintami Atmanegara, Connie Constantia, Dian HP. Ada juga Edo Kondologit, Gading dan Gibran Marten, Lea Simanjuntak, Lita Zen, Agus Wisman, Ucie Nurul (Elfa’s Singers), Marcel Aulia, Mongol Stress. Lalu, Nafa Urbach, Netta KD, Nia Dinata, Nindy Ellesse dan Sandro Tobing.
Demikianlah sepak terjang Djarot hingga kembali di usung dan dipilih Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. “Kalau kinerja beliau (Djarot), kita sudah tidak sangsi lagi,” apresiasi Megawati di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/ 2018).
Terkait pencalonan Sihar Sitorus menjadi wakil Djarot Saiful Hidayat di Pilgub Sumatra Utara. Mega mengungkap sempat dilarang Puan Maharani, Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Hal itu karena Sihar juga sangat dibutuhkan Puan Maharani di Kementerian yang dia pimpin. Sihar saat ini merupakan tenaga ahli di Kementerian tersebut.
“Dia (Sihar) di Menko PMK. Saya bilang saya tarik Sihar ya. (Kata Puan) ‘Jangan loh ma yang lain aja’,” cerita Megawati. Megawati meyakini anaknya akan marah atas tindakannya itu. Namun dirinya tetap memilih Sihar, karena telah melihat rekam jejak Sihar.
Informasi dan pantauan Megawati, Sihar miliki dedikasi tinggi di Menko PMK yang digawangi putrinya, Puan.
“Kan dia (Puan) lagi jalan-jalan sama anaknya, saya ambil saja. Biarin, paling terus dia ngomel-ngomel,” ucap Mega senyum.
Lebih lanjut, Megawati sempat menjelaskan mengapa PDI-P sampai akhirnya memilih Djarot Saiful Hidayat maju jadi Cagub di Sumut. Menurut dia, semua itu tak lepas dari apa yang telah Djarot tunjukkan selama ini dalam karier politiknya.
“Saya putar otak. Orang yang telah berdedikasi tapi akibat politik kan sayang,” pungkasnya.
Sedemikian Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memberikan dukungan pada pasangan calon Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus untuk Pemgub Sumut. Djarot merespons positif dukungan dari Partai berlambang Kabah tersebut.
“Kita ini tetangga yang baik, kalau perlu kita bikin pintu,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini di kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2018).
Sementara, Ketua DPW PPP Sumatera Utara, Hasan Suhairi menambahkan, pertemuan dan rekomendasi hari ini seperti nostalgia kedua antara dua partai.
“Ini seperti waktu Mega Bintang kembali,” ujarnya disambut tawa ceria semuanya.
Saat ini, di DPRD Sumut, kekuatan elektoral PDIP mempunya 16 kursi dari total 100 kursi yang ada. PDIP harus menggandeng partai lain untuk bisa mengusung pasangan calon karena syarat minimal dukungan adalah 20 kursi. Sementara, PPP memiliki 4 kursi.
Dengan dukungan PPP, maka Djarot-Sihar bisa diusung dan mendaftar ke KPU Sumut. (Herman)