Toba, PostKeadilan – Adanya upaya dan atau rencana pengusiran terhadap 2 orang anak korban kekerasan seksual yang dilakukan orang tua kandungnya inisial LDS (32), oleh warga Dusun Pangaloan Desa Sionggang Selatan, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba diprotes Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Aris Merdeka Sirait.
Arist hadir, angkat bicara kepada warga yang sengaja dikumpulkan melalui Pemerintah Desa (Pemdes) Sionggang Selatan di kantor Kades. Kehadiran Arist untuk mengurungkan niat warga yang hendak mengusir korban dan keluarganya dari Dusun Pangaloan.
“Pengusiran korban dan keluarga hanya karena alasan menjaga nama baik Desa, itu melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan tindak pidana kekerasan, serta kejahatan terhadap kemanusiaan,” terang Arist di kantor desa itu.
Pada Rilis berita yang disampaikan Arist kepada PostKeadilan, diketahui kedua korban masing-masing inisial AS (8), LS (10), beserta ibu kandungnya DM (34) dan bayinya masih berusia 1 bulan. Lalu mendapat atensi dan kunjungan langsung dai Arist Merdeka bersama Tim Investigasi dan Litigasi Komnas PA, Jumat (4/9/2020) kemarin.
Arist juga menentil Kantor Desa Sionggang Selatan yang menurut dia tidak layak ditempati sebagai kantor. Padahal telah mendapat anggaran dana desa lebih dari Rp1 miliar setiap tahunnya.
Masih kata pria kelahiran Siantar ini, demi kemanusian dan perlindungan anak sebagai korban kejahatan seksual berdasarkan perintah Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, meminta pada Kades Sionggang Selatan untuk tidak mengijinkan warga mengusir korban dan keluarganya dari Desa itu.
Komnas PA bahkan …….