Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Headline Newsmedan

Mahasiswa Indonesia Bersatu Serentak Membagikan 4juta Selebaran Tolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM di Indonesia.

30
×

Mahasiswa Indonesia Bersatu Serentak Membagikan 4juta Selebaran Tolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM di Indonesia.

Sebarkan artikel ini

 Medan PostKeadilan. Khusus di Sumatera Utara, pembagian selebaran dilakukan mahasiswa di 14 kampus, di antaranya Universitas Sumatera Utara, Unika St Thomas, Universitas HKBP Nomensen Medan, Universitas Panca Budi, UNA Asahan, Universitas Methodis Medan, Universitas MBP, UIN SU, Universitas Simalungun, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, STIE Sultan Agung, Polmed Medan dan STAI. (11/01/2023)

Ada 4 juta lembar selebaran yang dibagikan secara serentak mahasiswa di depan kampus masing-masing untuk menyadarkan rakyat terkait hadirnya calon pemimpin pelanggar HAM dan buruknya politik dinasti.

Mahasiswa dari 899 kampus di 35 provinsi tergabung Mahasiswa Indonesia Bersatu secara serentak hari ini membagikan 4 juta lembar selebaran berisi penolakan atas politik dinasti dan tolak pemimpin pelanggar HAM. Selebaran dibagikan kepada masyarakat, terutama para pengendara yang melintas di jalan-jalan umum yang berada di depan kampus masing-masing.

Febriano selaku kordinator dari Unimed mengatakan, “kami membagikan selebaran agar masyarakat mendapat informasi yang benar terkait bahaya politik dinasti. Selain itu, masyarakat juga tercerahkan dalam memilih pemimpin pada Pilpres 2024.”

Febriano menjelaskan, Kami menolak kembalinya kekuatan orde baru yang sarat dengan intimidasi, penindasan, ketidakadilan dan pelanggaran HAM. Jangan sampai presiden terpilih nantinya adalah orang-orang yang memiliki dosa masa lalu terkait pelanggaran HAM berat, seperti penculikan para mahasiswa/aktivis pada peristiwa 1998.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.