Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Bekasirubrik

Kepemimpinan Gembala Sidang Di Era Revolusi Industri 4.0

9
×

Kepemimpinan Gembala Sidang Di Era Revolusi Industri 4.0

Sebarkan artikel ini

e) Pendekatan Humanistik

Kunto Wijoyo yang dikutip oleh Hilmi (Hilmi,2019) mendefinisikan Humanisasi adalah memanusiakan manusia, menghilangkan kebendaan, ketergantungan, kekerasan dan kebencian dari manusia, dengan melawan tiga hal yaitu: dehumanisasi (objektivasi teknologis, ekonomis, budaya atau Negara), agresivitas (agresivitas kolektif, dan kriminalitas), Loneliness (privatisasi, individual). Oemar Hamalik dalam Hilmi menambahkan bahwa Humanistik lebih mengutamakan proses atas individu yang dinamis yang berkaitan dengan pemikiran, integritas dan otonominya. Setiap individu adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan sehari-hari untuk berkembang di era revolusi industry 4.0. Dalam penggunaan teknologi canggih di era revolusi industry 4.0 harus disertai hati nurani, dibangun dengan kesadaran dan kebenaran untuk kehidupan banyak berdasarkan kebenaran Firman Tuhan.

Menghadapi permalahan yang terjadi di Jakarta, sebagaimana penulis telah kemukakan, tidak cukup hanya melakukan pendekatan edukatif, tetapi diperlukan pula pendekatan yang humanistik. Walaupun gembala sidang sebagai pemimpin gereja dan warga gereja menolak suntikan vaksin, tetap harus ditangani dengan pendekatan yang humanistik. Mereka sebagai ciptaan Allah yang harus dilayani dengan penuh kasih. Kemudian di era revolusi industri 4.0 dengan perkembangan teknologi yang tiada batas, maka sentuhan kemanusiaan tidak dapat ditinggalkan begitu saja.

Gembala sidang sebagai pemimpin gereja harus memiliki komunikasi dan mengajak warga jemaat secara langsung dan tidak langsung untuk bertindak aktif, kreatif, dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi canggih di era digital ini. Peran gembala sidang untuk mengantisipasi penggunaan teknologi pada warga gereja, yaitu: a) mengajarkan pengunaan teknologi yang baik dan benar; b) memberikan waktu untuk komunikasi dan konseling warga jemaat sehingga mereka tetap menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan standar Firman Tuhan; c) mengontrol warga jemaat dalam menggunakan teknologi di rumah (Djoys A.R, dkk,2019).

Kehausan manusia akan kasih sayang tidak pernah tergantikan dengan kemajuan teknologi yang ada di dalam era apapun itu, karena kasih itu bernilai kekekalan. Perkembangan teknologi dapat menyebabkan manusia hidup dalam “relasi dalam ketersendirian” dengan pengertian bahwa manusia berelasi dan berinteraksi dengan orang lain melalui media digital, tetapi hidup dalam kesendirian, namun. Teknologi berperan aktif membantu warga gereja untuk menyelenggarakan kebaktian secara online, tetapi setiap anggota gereja tetap membutuhkan sentuhan kasih sayang dan interaksi antar individu.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.