Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Headline NewsOpini

Semangat Merdeka Belajar dan Semangat Merdeka Mengajar dalam Pendidikan yang Memerdekakan

4
×

Semangat Merdeka Belajar dan Semangat Merdeka Mengajar dalam Pendidikan yang Memerdekakan

Sebarkan artikel ini

Penulis: Hj. MEDINA SITI ALMUNAWAROH, M.Pd. dan RAHMI M.Pd.

Siswa merdeka tampil percaya diri dengan bakatnya

Oleh

Hj. MEDINA SITI ALMUNAWAROH, M.Pd.

(Kepala SMAN 18 Kota Bekasi dan Kepala Sekolah Penggerak)

dan

RAHMI, M.Pd.

(Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 18 Kota Bekasi, Guru Penggerak Angkatan 2 Bekasi)

 

Semangat merdeka belajar dan semangat merdeka mengajar telah mengisi sekolah sekolah kita. Meskipun sinarnya belum terlihat kuat, namun gelombang semangatnya terus bertumbuh seiring dengan masifnya program merdeka belajar. Menurut Ki Hadjar Dewantara, merdeka artinya tidak diperintah. Maksudnya, merdeka adalah suatu kondisi jiwa seseorang yang merasa berdaya untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya.

Tidak dipungkiri, sampai saat ini praktik-praktik pembelajaran yang menerapkan fungsi kontrol guru terhadap perilaku siswa melalui hukuman masih mendominasi, seperti hukuman jika siswa datang terlambat, jika tidak mengerjakan PR, jika tidak melaksanakan piket kelas, dsb. Kontrol guru yang kuat terhadap siswanya memang berhasil membuat guru mengendalikan situasi pada saat itu namun alasan agar terhindar dari hukuman, disadari atau tidak, menjadi motivasi siswa berperilaku di sekolah. Hasilnya adalah siswa siswa yang belajar jika ada guru, siswa siswa yang disiplin jika ada guru, siswa yang berbuat baik jika ada guru, dan sebagainya.

 

Selain dengan menerapkan hukuman, upaya mengontrol perilaku siswa juga ada yang dilakukan melalui bujukan (imbalan), misalnya hadiah kepada siswa jika mereka tertib, memberi hadiah kepada siswa jika berhasil mendapat skor seratus di dalam ulangan, dan sebagainya. Pemberian imbalan guru kepada siswa ini memang berhasil membuat guru mengendalikan situasi pada saat itu namun alasan untuk mendapatkan upah, hadiah, imbalan dari sang guru, disadari atau tidak, menjadi motivasi siswa berperilaku di sekolah. Hasilnya adalah siswa siswa yang belajar jika ada hadiah, siswa siswa yang disiplin untuk mendapat hadiah, siswa yang berbuat baik jika upah, dsb.

Perilaku yang lahir karena dorongan motivasi eksternal ini tentu tidaklah lama, mudah hilang karena kemunculannya sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Jika guru tidak ada atau jika tidak ada imbalan dari guru, maka tidak ada perilaku perilaku baik itu. Suasana jiwa demikian, bukanlah suasana jiwa orang yang merdeka karena jiwanya masih diperintah bukan oleh dirinya sendiri melainkan oleh orang lain. Jiwa merdeka adalah jiwa yang tergerak hati dan pikirannya karena dorongan yang kuat dari dirinya sendiri, bukan karena takut dihukum atau bukan pula karena mau mendapatkan imbalan.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.